Pemerintah Selamatkan Pelaku Usaha Mikro dari Dampak Pandemi

Faridah Lamarauna

PALU, CS –  Pemerintah bekerja keras untuk menyelamatkan pelaku usaha mikro dari dampak pandemi Covid-19. Mengingat peran vitalnya, sektor usaha mikro menjadi prioritas dalam transformasi ekonomi nasional yang turut didukung oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Hal ini terungkap dalam Dialog Produktif dengan tema “Pejuang Ekonomi Garis Depan Wirausahawan Usaha Mikro” yang diadakan KPCPEN pada Senin pekan lalu.

Pemerintah meluncurkan Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro (BPUM) pada Agustus 2020. Hingga Oktober, BPUM telah menjangkau sekitar sembilan juta pelaku usaha mikro. Sementara, setiap penerima BPUM memperoleh Rp 2,4 juta dalam bentuk dana hibah. Untuk tahap selanjutnya, total pelaku usaha mikro yang akan menerima dana hibah tersebut akan bertambah menjadi 12 juta.

Sejumlah bank yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), koperasi, pemerintah daerah, serta kementerian dan lembaga terkait, turut mendukung penyaluran BPUM. Hasilnya, penyaluran BPUM telah mencapai 100 persen dari target dalam tempo yang relatif singkat.

“Alhamdulillah, setelah menerima BPUM, saya bisa memperluas fasilitas usaha saya. Saya juga bisa merintis usaha gorengan. Saya memanfaatkan sayur-sayuran yang dijual ibu saya agar tidak terbuang sia-sia”, kata Iis Suminar, pelaku usaha pecel, karedok, dan gado-gado yang menerima BPUM dalam acara Dialog Produktif, Pejuang Ekonomi Garis Depan Wirausahawan Usaha Mikro, yang diadakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Baca Juga :  Warga Perumahan Griya Antang Harapan Meriahkan HUT RI ke-79 dengan Jalan Santai dan Senam Sehat

BPUM digulirkan pemerintah demi membantu pelaku usaha mikro yang belum terjangkau oleh layanan perbankan (unbankable). Ditawarkan dalam bentuk dana hibah, BPUM juga berfungsi sebagai skema alternatif pembiayaan bagi usaha mikro. Dari data terakhir Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KemenkopUKM) pada 2018, jumlah unit usaha di tingkat Indonesia tercatat sekitar 64 juta. Dari angka ini, usaha mikro mengambil porsi terbesar, yakni sekitar 63 juta 98 persen.

Sebagai golongan unbankable, Iis sangat merasakan manfaat bantuan pemerintah tersebut. Iis yang sehari-hari berjualan gado-gado juga belum pernah menggunakan ATM. Demi memperoleh BPUM, Iis memberanikan diri untuk bertanya ke pihak desa, lalu berkunjung ke bank guna memenuhi persyaratan yang diperlukan. Awalnya, Iis merasa ragu mendatangi bank.

“Saya menanyai security bank tentang dana UMKM. Soalnya, saya pertama kali mendapat informasi dari media sosial,” jelas Iis.

Selain BPUM, Iis juga mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro. Stimulus usaha ini berbentuk pinjaman yang ditawarkan dengan suku bunga 0 persen hingga 31 Desember 2020. Selanjutnya, KUR akan mengenakan bunga 6% dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp10 juta.

Baca Juga :  Korps Brimob Tepis Terlibat Tambang Emas Ilegal Dongi-Dongi

Tidak hanya Iis yang bersyukur dan berhasil mengembangkan usahanya setelah menerima bantuan pemerintah. Ada pula Suwanti, pengusaha kerajinan cenderamata yang berbahan dasar limbah. Dia juga sangat merasakan efek positifnya. Menurut Suwanti, selama pandemi, omzet usahanya menurun drastis. Apalagi, pesta-pesta pernikahan dan aktivitas berskala besar sempat dilarang sewaktu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Padahal, kegiatan tersebut menjadi sumber utama pemasukannya.

“Bagi saya, bantuan senilai Rp2,4 juta ini seperti mendapatkan air minum di padang pasir,” ujar Suwanti.

Suwanti memperoleh informasi tentang BPUM lewat grup UMKM yang diikutinya. Awalnya, Suwanti juga merasa ragu akan informasi tersebut. Namun, dia tetap mengurusi persyaratannya di Pemda Bogor.

“Kami mengajukan permohonan pada 20 September, dan bantuan dicairkan pada 25 September. Bantuan langsung ditransfer ke rekening bank BRI saya”, katanya. Sama seperti Iis, Suwanti juga mendapatkan bantuan stimulus usaha KUR Super Mikro senilai Rp10 juta. Dana ini digunakan untuk membeli meja kerja dan alat cat semprot sebagai peralatan usaha.

Dukung Produk UMKM Lokal

Bantuan tak ada artinya tanpa semangat berjuang. Suwanti dan Iis tidak mau menyerah pada keadaan. Kegigihan membuat mereka mampu bertahan dengan bantuan Pemerintah.

Baca Juga :  Alkhairaat Kutuk Bom Bunuh Diri di Makassar

Secara khusus, Iis menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut.

“Saya berterima kasih kepada bapak Jokowi. Usaha saya terbantu, sebab selama pandemi omzetnya sempat menurun. Alhamdulillah, setelah menerima bantuan, omzet usaha saya semakin meningkat. Semoga kondisi mendatang semakin lebih baik dan lebih maju lagi,” ujar Iis.

Sementara, Suwanti mengajak masyarakat agar mendukung UMKM Indonesia.

“Kepada semua masyarakat, semoga kita tergerak untuk memakai barang-barang buatan UMKM agar kita lebih maju lagi ke depan. Kemudian, saya berterima kasih kepada Bapak Jokowi yang telah mendukung UMKM. Para pelaku UMKM sangat terbantu sehingga usaha kami bisa menggeliat lagi”, tutup Suwanti.

Menurut Kepala Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna, bahwa pada kegiatan webinar yag telah dilaksanakan sebelumnya yang merupakan kerjasama dengan KPCPEN dan Kementerian Kominfo RI terungkap bahwa masih banyak UMKM yang belum mendapatkan bantuan pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi covid-19 dari Pemerintah.

“Harapannya, program pemulihan ekonomi dapat tetap dilanjutkan tahun depan (2021) karena masih banyak UMKM yang belum terdata dan belum mendapatkan bantuan dari program tersebut,” pungkas Faridah. (HSM/MIC)

Pos terkait