Kepala BKKBN Kunjungi Wakil Ketua MPR RI Bahas Percepatan Pencegahan Stunting

Kepala BKKBN, dr Hasto Wardoyo saat audensi dengan Wakil Ketua MPR RI, Dr. Sjarifuddin Hasan. (FOTO : Humas BKKBN)

JAKARTA, CS – Kepala BKKBN DR. (HC), dr. Hasto Wardoyo,  melakukan kunjungan audiensi dengan Wakil Ketua MPR, Dr. Sjarifuddin Hasan, membahas terkait Sinergi Kebijakan dan Program Penurunan Stunting di Cianjur dan Bogor.

Dikesempatan itu Hasto menyampaikan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, sejak tahun 2019 lalu angka stunting mencapai 0.0017 persen dengan sasaran 577.656 balita usia 0 sampai 59 bulan. Sedangkan untuk Dinkes Kabupaten Cianjur saat ini sedang fokus di 33 desa yang masuk dalam prioritas penanganan kasus stunting. Data dari riset kesehatan dasar (Riskesdes) serta Studi Status Gizi Balita (SSGB) tahun 2018 angka jauh menurun. Pada Riskesdes 2017 angkanya dikisaran 30 persen dan saat ini menjadi 26 persen.

Bacaan Lainnya

“Kami akan memaksimalkan persoalan stunting dan gizi buruk ini,” akunya, di Jakarta 15 Februari 2021.

Hasto menerangkan, setiap tahun bayi yang lahir di Indonesia sekitar 5 juta, tetapi yang stunting mencapai 1,2 juta. Olehnya BKKBN memprogramkan dalam waktu empat tahun kedepan tidak hanya terpaku pada bayi yang sudah terlahir stunting, tetapi juga lebih banyak fokus pada masyarakat yang baru mau menikah, dengan perencanaan kehamilan dan seterusnya.

“Sehingga kita harus mampu mengawal mereka, calon Ibu kami harapkan menyiapkan kondisi yang bagus jangan sampai seperti kurang gizi, anemia, kemudian juga memperhatikan jarak antar melahirkan atau spacing minimal tiga tahun,” terangnya.

Dia menambahkan, untuk kesuksesan program-program itu, peran bidan di desa sangat penting sebagai ujung tombak dari pendampingan kepada ibu hamil. Terlebih menurut Hasto, jumlah perempuan hamil setiap tahun di Indonesia sebanyak 5 juta orang, jumlah bidan yang terdaftar di Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mencapai 450.000.

“Artinya, jika dihitung secara linear, maka jumlah bidan untuk mendampingi ibu hamil seperti memberi pengetahuan mengenai kehamilan yang sehat, sebenarnya sudah memadai,” ungkap Hasto.

Menanggapi hal tersebut, Sjarifuddin mengaku sangat mendukung BKKBN dalam upaya percepatan pencegahan stunting, apalagi di daerah Bogor dan Cianjur yang merupakan wilayah Daerah Pemilihan Jawa Barat III.

Menurut dia, upaya pemerintah untuk menekan tingginya angka stunting harus dilakukan dengan konsisten dan terukur, karena stunting berpotensi menurunkan SDM nasional. **

Pos terkait