PALU,CS – Kapolda Sulteng IrjenPol Abdul Rakhman Baso menyatakan operasi Madago Raya sebenarnya bukan hanya semata bertujuan mengejar para pelaku teror di Kabupaten Poso.

Akan tetapi juga sebagai langkah untuk bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada aparat dan pemerintah. Sehingga nantinya masyarakat lagi tidak mensupport kelompok tersebut.

“Sebagian masyarakat sudah banyak menginformasikan.Membantu aparat kemanan. Karena mereka juga ingin selesai masalah ini. Kepingin aman, nyaman dan berinteraksi dengan kegiatan sehari-hari , berkebun dan sebagainya. Itu juga bagian daripada upaya kita,”jelas Kapolda, Sabtu 27 Februari 2021.

Iapun mengungkap saat ini kekuatan kelompok Daftar Pencarian Orang (DPO) pimpinan Ali Kalora ini kian melemah. Terutama dari aspek logistik bahan makanan. Sebab selama ini mereka hanya mengandalkan logistik hasil meminta kepada masyarakat.

“Ya, kalau ga dikasih dan sebagainya mereka meneror masyarakat. Tapi dari aspek kekuatan, saat ini kelompok tersebut tinggal beranggotakan 11 orang,”katanya.

Dari sisi kekuatan persenjataan, Kapolda menyebut kelompok inipun juga kian lemah.

“Data intelejen kita persenjataan mereka hanya tiga. Satu senjata panjang dan dua senjata pendek. Itu sementara yang kita data. Kita juga berusaha supaya ini jangan bertambah,”paparnya.

Ia berharap semua instansi terkait dapat melaksanakan peran bagaimana untuk mengeleminir agar kelompok ini tidak bertambah.

“Mengajak para tokoh ulama untuk berfikir moderat. Jangan berideologi yang berafiliasi dengan ISIS. Ini kita imbau kepada orang-orang tua dan guru-guru kita, tokoh-tokoh agama bagaimana meneruskan kepada umat yang positiflah. Jangan membangun kebencian dengan pendekatan sisi agama diantara kita ini,”harap Kapolda.

Sebelumnya Kapolda membeberkan telah terjadi kontak senjata kepolisian dengan kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso beberapa waktu lalu.

“Di desa Kampung Muara kalau tidak salah.Sekitar Salubanga, Salubese. Ini masih dilakukan pengejaran,”ungkapnya.

Dari peristiwa itu, pihaknya kata Kapolda mendapat informasi bahwa data-data dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), diduga ada dua DPO yang tertembak.

“Terluka dan masih dilakukan pengejaran. Mudah-mudahan tidak terlalu lama kita bisa menangkap. Dengan penegakan hukum yang terukur, kemudian bisa kita proses hukum, ya kita melaksanakan dengan sebaik-baiknya,”sebut Kapolda.

Saat ini pihaknya memperkirakan jumlah DPO tertinggal 11 orang. Ia memastikan tidak ada penambahan anggota DPO tersebut.

“Kalau sekarang ini 11 orang. Tidak bertambah karena memang upaya kita bagaimana agar tidak bertambah. Simpatisan dan lainnya bisa kita kurangi dalam kegiatan deradikalisasi, kita lakukan dalam operasi madago raya,”pungkasnya. (TIM)