Aset Bank Sulteng Tumbuh Subur di Tengah Pandemi

Suasana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2020 dan Rapat umum pemegang saham luar biasa tahun 2021 Bank Pembangunan Daerah Sulteng, di Salah satu hotel di Kota Palu, Selasa 9 Maret 2021. (FOTO : IST)

SULTENG, CS  – Meski di masa Pandemi Covid-19, pertumbuhan bisnis, aset, modal dana pihak ketiga, serta perolehan laba PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Sulteng mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), H. Longki Djanggola, M.Si dalam sambutannya, saat membuka rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS-T) tahun buku 2020 dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) tahun 2021 Bank Pembangunan Daerah Sulteng, di Salah Satu Hotel di Kota Palu, Selasa 9 Maret 2021.

Longki mengatakan, kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku tahun 2020, terlihat dengan adanya perkembangan yang cukup signifikan dalam pelaksanaan penerapan good corporate governance pada semua tingkatan atau jenjang organisasi PT. Bank Sulteng. Dengan terpenuhinya pengisian jabatan direktur kepatuhan yang definitif, serta terpenuhinya jumlah komisaris independen sesuai standar minimal yang disyaratkan, yakni minimal 50 persen dari jumlah komisaris adalah komisaris independen dan seluruh posisi direksi sudah terpenuhi.

Kata Gubernur Longki, tingkat kesehatan suatu perbankan dapat dilihat dari komposit profil risiko, implementasi pelaksanaan good corporate governance, earnings, dan capital yang memperoleh nilai tiga (moderate). Maka secara umum tingkat kesehatan Bank Sulteng di tahun 2020 adalah baik.

”Kecukupan modal merupakan tantangan bagi kita semua untuk memenuhinya, namun demikian patut kita syukuri bersama bahwa walaupun Bank Sulteng menghadapi persaingan yang semakin ketat, dan adanya pelbagai kendala. Bank Sulteng dapat membukukan laba yang signifikan, hal ini didukung dengan pembinaan dan pengawasan yang intensif dari dewan komisaris selama tahun 2020,” ucap gubernur.

Gubernur Longki menambahkan, dilain sisi, walaupun Bank Sulteng mengalami peningkatan dalam perolehan laba dibanding  tahun sebelumnya, namun belum maksimal karena masih ada beberapa target belum dicapai sesuai harapan. Antara lain, menargetkan porsi yang lebih besar untuk kredit pada sektor-sektor produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui kerjasama dengan BPR, baik melalui linkage program maupun menjadi apex bank.

Menurut Longki, berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), perluasan jaringan kantor untuk mendukung terwujudnya sistem keuangan yang inklusif (financial inclusion) dengan meningkatkan akses seluas-luasnya ke masyarakat setempat, melalui penciptaan produk dan jasa yang semakin variatif dan unggul.

Dalam pelaksanaannya, PT. Bank Sulteng terus berkomitmen untuk dapat melakukan transformasi dan tampil sebagai pemimpin di daerah. Komitmen tersebut diperkuat sejak dicanangkan BPD regional champion (BRC) oleh Bank Indonesia sejak tahun 2010-2014, dan program BRC ditindak lanjuti oleh otoritas jasa keuangan (OJK) dengan sebutan BRC jilid II.  Untuk program tahun 2015-2023 seluruh BPD diharapkan terus menerus membenahi diri agar lepas dari bayang-bayang  perbankan nasional dan menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Berdasarkan pemaparan dalam rapat itu, total asset PT. Bank Sulteng tahun 2018 sebesar Rp 6.042.682.141.027, Tahun 2020 menjadi Rp8.349.647.088.206, atau naik sebesar 38,18 persen, modal inti tahun 2018 dari Rp743.409.353.318, di tahun 2020 meningkat menjadi Rp1.035.135.563.715, atau naik sebesar 39,24 persen, dana pihak ketiga tahun 2018 dari Rp3.669.505.866.524, di tahun 2020 meningkat menjadi Rp6.008.065.458.997, atau naik sebesar 63,73 persen.

Kredit yang diberikan pada tahun 2018 sebesar Rp3.464.398.583.363,- menjadi Rp4.590.418.490.481,- atau naik sebesar 32,50 persen, dan laba sebelum pajak tahun 2018, dari jumlah Rp.108.572.344.133, di tahun 2020 meningkat menjadi Rp184.410.189.063, atau naik sebesar 39,24 persen.

Dengan pertumbuhan tersebut, terjadi peningkatan kinerja dari pelaksanaan pengelolaan Bank Sulteng tahun 2020.

Pembukaan RUPS dan RUPS-LB diawali pemutaran kaleidoskop Bank Sulteng, serta lounching transaksi Q Rish oleh Gubernur Sulteng yang didampingi Dirut Bank Sulteng. RUPS dan RUPS-LB juga dihadiri Walikota Palu, Bupati se Sulteng, Asisten II Setdaprov Sulteng, Plt. Karo Humas dan Protokol, komisaris, pimpinan caban  serta pejabat terkait lainnya. (YM)

Pos terkait