TOLITOLI,CS – Dianggap tidak ‘becus’ mengelola bantuan kapal hibah, Dinas Perikanan (Diskan) Tolitoli akhirnya menarik kembali kapal perikanan atau kapal penangkapi ikanKapal Mesin Nelayan(KMN) Nelayan 01 yang sebelumnya diberikan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tenggiri pada tahun 2019 silam.
Penarikan bantuan dilakukan setelah Ketua KUBE Tenggiri, Askar Maming, menyatakan secara tertulis tidak mampu mengelola kapal ber Gross Tonase (GT) besar tersebut.
Pernyataan bermaterai tersebut dibuat dan ditanda tangani Ketua KUBE Tenggiri, setelah diundang oleh Kepala Dinas Perikanan (Kadiskan) Tolitoli, Gusman Magangka, untuk dipertanyakan perihal, sehingga kapal tersebut tidak dioperasikan setelah diserahkan sejak tahun 2019 lalu.
“Kapal bantuan itu mubazir dan menjadi sorotan. Makanya kami undang kelompoknya. Ternyata ia mengaku hanya nelayan yang biasa menggunakan kapal berukuran 7 sampai 9 meter. Tidak mampu mengelola kapal yang gross tonasenya besar. Itulah sebabnya kapal itu dibiarkan rusak,” jelas Kadiskan Tolitoli, Gusman Magangka.
Padahal menurut Gusman, sebelumnya, beberapa bulan setelah kapal tersebut diserahkan kemudian dilaporkan dan dikeluhkan mengalami kerusakan, pihak perusahaan telah memberikan anggaran sebesar 10 juta untuk masing-masing kelompok guna memperbaiki kerusakan.
“Karena dikeluhkan rusak, perusahaan bertanggung jawab. Lantas memberikan dua pilihan, pertama diperbaiki oleh kontraktor, atau diperbaiki sendiri. Mereka meminta diperbaiki sendiri, untuk itu, diberikanlah anggaran sebesar 10 juta untuk masing-masing kelompok,” terang Gusman.
Ia mengungkapkan, setelah anggaran diterima masing-masing kelompok, yakni KUBE Tuna Cakalang dan KUBE Tenggiri, ternyata hanya satu kelompok yang berhasil memperbaiki dan mengoprasikan kembali. Sedangkan KMN Nelayan 01 milik KUBE Tenggiri tampak tidak diperbaiki dan dibiarkan tenggelam di pesisir pantai Kelurahan Nalu.
Kadis mengungkapkan, khusus untuk KUBE Tenggiri, sebelumnya, setelah menerima anggaran sebesar 10 juta untuk biaya pertukangan dan bantuan bahan serta alat pertukangan guna penyempurnaan dan penyesuaian supaya kapal dapat dioperasikan kembali, namun faktanya hanya membiarkan kapal tersebut dalam kondisi rusak.
Kadis menceritakan, seharus setelah kelompok Askar Maming menerima kapal tersebut, kurang lebih sejak 1 tahun lalu, kelompok menerima bantuan telah dimanfaatkan kapal tersebut dengan baik agar bisa meningkatkan inkam nelayan.
Apalagi menurutnya, jauh sebelum kapal tersebut rusak, Diskan selaku penanggung jawab kegiatan telah berupaya mengakomodir sejumlah keluhan nelayan terkait kapal yang diterima dua kelompok tersebut.
” Waktu itu, kami telah mengakomodir sejumlah keinginan nelayan, kami berkoordinasi dengan pihak rekanan dan mereka bersedia memberikan bantuan sesuai kebutuhan kelompok nelayan, semisal, modal
awal untuk melaut, biaya bahan bakar minyak dan konsumsi. Bahkan hal ini tertuang dalam berita,” ungkap Kadiskan.
Namun kenyataannya salah satu kapal tersebut, tetap tidak beroperasi, justru saat setelah ketua KUBE Tenggiri menyatakan tidak mampu mengelola, dan mengembalikan kapal tersebut kedinas perikanan, kondisi kapal sangat memperihatinkan dan dibiarkan tenggelam.
Ilham selaku orang yang ditugasi menjaga kapal tersebut, mengatakan, sebelum berada di pesisir pantai kelurahan Nalu, kapal tersebut berada muara sungai Desa Kalangkangan kecamatan Galang, tidak terurus dan penuh dengan lumpur dalam keadaan tenggelam,
” Sepengetahuan saya, pada awal bulan November 2020 dilakukan pemindahan dari Kalangkangan ke Lonti, hingga akhirnya pada bulan Februari 2021 ditarik
dan pindahkan ke Dusun Pulau Lutungan untuk dilakukan perbaikan,” aku Ilham kepada media ini.
Gusman menambahkan, perbaikan kapal tersebut pada bulan Februari lalu, tidak lagi menggunakan anggaran yang diberikan kepada KUBE Tenggiri, namun menggunakan anggaran perusahaan penyedia sebagai bentuk komitmen perusahaan atas upaya menggeliatkan usaha nelayan Tolitoli agar lebih meningkatkan taraf ekonomi mereka.
” Jadi setelah diberikan bantuan 10 juta, kemudian kapal tersebut tetap ditelantarkan, timbul beban moral pak dr. Mujahidin selaku rekanan untuk berupaya agar kapal tersebut tetap bisa digunakan. Beliau meminta saya menyurat ke perusahaan, agar diberikan bantuan perbaikan kapal. Dan alhamdulillah disetujui, sehingga kapal tersebut dapat diperbaiki dan digunakan kembali.
Untuk itu dikatakan Gusman, dengan normalnya kembali kapal yang telah ditarik dan diperbaiki tersebut, ia berharap secepatnya menemukan dan menyerahkan kepada kelompok calon penerima yang baru agar bisa segera dimanfaatkan kembali oleh kelompok nelayan yang benar-dapat memanfaatkan kapal bantuan tersebut.
Atas masalah tersebut, Kadis mengatakan, pihaknya selaku OPD yang memiliki tanggung jawab dalam kegiatan pemberdayaan nelayan di Kabupaten Tolitoli, berencana melakukan inventarisir dan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua kapal bantuan yang telah diserahkan kepada masyarakat.
” Apabila ditemukan nelayan yang tidak mampu memanfaatkan dengan baik akan dilakukan penarikan dan dialihkan kepada kelompok nelayan lainya yang mampu memanfaatkan serta mengelola kapal tersebut,” tegasnya. (Ren)