PALU,CS – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah (Sulteng) resmi memulai Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK21), Kamis 1 April 2021.
Perwakilan BKKBN memilih Gubernur Sulteng H Longki Djanggola menjadi orang pertama yang didatangi kader pendata PK21 di kediamannya Jalan Zebra II Palu.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Maria Ernawati ikut mendampingi langsung kader PK21 untuk pendataan perdana ini.
Gubernur Longki yang didampingi Istri Zalzulmida A Djanggola dalam kesempatan itu menjawab semua pertanyaan kader pendata. Sesekali Longki menjawab dengan guyon pertanyaan kader.
Seperti ketika Nurlaelah, kader pendata, menanyakan apakah Gubernur pernah mendengar program Bangga kencana. Lalu dari mana informasi tersebut diperoleh.
“Iya, malah dapat penghargaan dari BKKBN. Ya saya dengar dari BKKBN ini sama ibu kepala BKKBN,” ujarnya sambil tertawa
Kunjungan pendata ke kediaman Gubernur menjadi penanda dimulainya PK21 di Sulteng.
PK21 akan menyasar 812.808 keluarga. Dengan jumlah kader pendata yang disiapkan sebanyak 4.673 yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
Gubernur dalam kesempatan itu, menyarankan BKKBN agar bisa lebih menyederhanakan pertanyaan dalam proses pendataan ini
“Tidak usah terlalu belibet. Sebaiknya disederhanakan agar masyarakat awam paham,”sarannya.
Pendataan perdana ini juga turut dihadiri Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Sulteng, Sitti Hasbia N. Zaenong, Plt Kepala Dinas PPKB Kota Palu Katrin A. Ponomban.
Usai didata Gubernur langsung melaunching PK21 yang dimulai 1 April hingga 31 Mei 2021.
Gubenur pun mengajak seluruh masyarakat untuk mensukseskan PK21
“Sambutlah kader pendata yang datang kerumah dengan ramah, berikan keterangan yang lengkap dan benar dan bagi keluarga yang memiliki balita berikan keterangan data posyandu untuk kepentingan penanganan penurunan stunting di Sulteng,”sebutnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Maria Ernawati, mengatakan, kader pendata yang diterjunkan dalam PK21 berasal dari kader BKKBN setempat.
Mereka lalu dilatih untuk mendapatkan data by name by address melalui kunjungan dari rumah ke rumah
“Kami sudah siapkan kader pendata dari kader desa setempat, untuk mekanismenya ada dua, melalui online berbasis android pakai smartphone satu lagi yang offline melalui formulir,”demikian Maria Ernawati.(TIM)