SULTENG, CS – Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memiliki area tambak udang produktif seluas 11.343 hektare.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Sulteng, Moh. Arif mengatakan, dari luasan total tersebut, tambak terbesar terdapat di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang mencapai 45,60 persen atau 5,172 hektar dari total areal tambak. Kemudian di Kabupaten Donggala luas 23,53 persen, Morowali luas 12,70 persen, Toli-toli luas 9,83 persen.
Di Kabupaten Buol sebesar 4,06 persen, Kabupaten Poso 2,99 persen dan kabupaten Tojo Una-una sebesar 1,17 persen, dan area tambak terkecil terdapat di Kabupaten Banggai, dengan luas 15 Hektare atau 0,13 persen.
“Tambak kita mempunyai ciri khas khsusu. Seperti, tidak berada dalam satu kawasan luas. Namun berkisar 100 sampai 200 Hektare, jarak antar kawasan relatif jauh berkisar 3 sampai 5 km, serta sumber daya air yang alami,” katanya.
Kata Arif, dalam pengembangan budi daya air payau, selain melalui bantuan saprodi dan kegiatan-kegiatan budi daya percontohan, Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan pedampingan kepada pembudidaya bersama-sama penyuluh perikanan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Budidaya, Pembinaan dan Pengolahan Hasil Perikanan DKP Provinsi Sulteng, Muhammad Syafar menyampaikan, pasca bencana gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu, tahun ini DKP Sulteng kembali memfungsikan tambak udang di Kelurahan Mamboro, Kota Palu. Diprediksi, tambak tersebut akan panen dalam dua satu atau dua bulan kedepan.
Selain, Mamboro, pihak juga telah meperbaiki tambak udang yang juga retak akibat gempa, di Desa Tindaki, Kabupaten Parigi Moutong. **