Bupati Kasman Sebut Pemkot Palu  Pernah Dua Kali Gelar Ritual Adat Potong Kerbau

PALU,CS – Kunjungan Bupati Donggala Kanjeng Raden Aryo Hadiningrat Kasman Lassa ke Kantor Wali Kota Palu dalam rangka penyerahan aset juga digunakan sebagai ajang nostalgia. Ia banyak mengisahkan kenangannya sewaktu menjadi salahsatu pejabat di Kantor Wali Kota Palu.

Kasman menyebut sebelum akhirnya menjadi Bupati Donggala, telah banyak jabatan yang ia emban. Ia mengaku pernah bekerja sebagai Aparat Sipil Negara (ASN) selama tujuh tahun di Kantor Wali Kota Palu.

Dizaman Wali Kota Palu H Baso Lamakarate periode 2000-2004, ia dipercaya menjadi juru bicara Wali Kota Palu.

Baca Juga :  Berlaga di Salakan, Tim Sepeda PGE diharap Bawa Nama Baik Kota Palu

Dizaman ini menurutnya pernah terjadi banjir besar yang melanda hampir semua wilayah Kota Palu.

Ia lalu mengisahkan bahwa, karena banjir yang meluas tersebut ia lalu diperintahkan mendiang H Baso Lamakarate untuk mencari kerbau.  Tujuannya untuk melaksanakan ritual adat tolak bala.

“Saat itu saya sebagai juru bicara wali kota mencari kerbau hingga ke Kulawi,”sebutnya.

Setelah itu, kerbau tersebut disembelih lalu dagingnya dibagikan kepada masyarakat.

“Lokasi pemotongan saat itu di taman GOR Palu. Penyembelihan kerbau digelar dengan ritual-ritual adat,”jelasnya.

Setelah penyembelihan kerbau di taman GOR Palu, ritual menurutnya dilanjutkan dengan mengusung kerbau dari Kelurahan Pengawu ke Kelurahan Mamboro.

Baca Juga :  Kota Palu Ternyata Sudah Level 1 Covid-19

“Dari Pengawu kerbau diusung subuh hari ke Mamboro untuk selanjutnya diangut dengan sakaya (perahu) ke lautan lepas,”kata Kasman mengisahkan.

Dia menambahkan dampak banjir saat itu memang menyebabkan ratusan rumah warga mengalami kerusakan. Hingga akhirnya ratusan warga yang bermukim di pesisir pantai harus direlokasi ke Kelurahan Layana. Dalam proses relokasi inipun ia mengaku diperintahkan untuk melalukan negosiasi terhadap seorang pemilik lahan di Layana kala itu.

“Di lokasi itu kita bangun 500 unit rumah untuk warga. Hasil patungan seluruh pegawai saat itu. Kita bangun dengan rumah papan,”jelasnya lagi.

Baca Juga :  Wali Kota Palu Launching Inovasi Pelayanan Pelangi di Palu Selatan

Selain karena banjir, ritual adat pemotongan kerbau bebernya juga pernah dilakukan sewaktu pembangunan jembatan empat atau jembatan kuning.

“Semua ini terdokumentasi karena saat saya menjabat juru bicara,”pungkasnya.(TIM)

Pos terkait