SULTENG, CS – Wakil Ketua III DPRD Sulteng, Muharram Nurdin menyoroti sistem koordinasi Satgas penanangan Covid-19 tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal ini ia kemukakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panitia Khusus (Pansus) Pengawasan Penanggulangan Covid-19 DPRD Sulteng bersama Satgas Covid-19 Sulteng, Senin 2 Agustus 2021.
Muharram berpendapat sejauh ini koordinasi Satgas Covid-19 dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 berjalan biasa saja. Layaknya koordinasi dalam situasi tanpa kedaruratan.
“Koordinasi yang terjalin hanya biasa saja setelah saya mendengar penjelasan dari semua pihak,”sorotnya.
Muharram kemudian menyebut, saat ini seluruh rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Palu dalam kondisi penuh. Akibatnya pihak rumah sakit hanya menyediakan tenda darurat untuk menambah ruang perawatan.
Bahkan dalam laporan yang ia terima, sebuah rumah sakit melakukan perawatan di dalam mobil.
“Ya bagus kalau orang kaya dengan mobil yang memadai. Bagaimana coba kalau kebetulan orang yang susah,”,katanya.
Kenapa tidak hemat Muharram Nurdin, pemerintah mengeluarkan anggaran untuk menyewa hotel sebagai ruang perawatan. Terlebih pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit untuk penanangan Covid-19 ini.
“Kenapa tidak sewa hotel karena ada anggaran. Kenapa mesti pelayanan dalam tenda. Harusnya ini mendapat perlakuan darurat,”ujarnya.
Dia juga menyoroti adanya keluhan warga yang menjalani Isoman namun tidak mendapatkan pengawasan dengan baik.
“Gunakan anggaran itu. Saya jadi curiga uang diparkir di bank. Kan sudah ada refocusing, harusnya ini berjalan maksimal,”sebutnya.
Iapun menilai, pelaksanaan PPKM level empat saat ini berjalan biasa saja. Tak ada koordinasi yang baik antara para pihak terkait utamanya pemerintah provinsi dengan kabupaten dan kota.
“Kita ini dalam PPKM level 4, tapi kok penanganannya biasa saja,”jelasnya.
Karena itu, ia meminta agar anggaran refocusing segera digunakan untuk menyewa hotel sebagai pusat perawatan pasien Covid-19 yang tidak terlayani di rumah sakit.
“Gunakan uang itu itu menyewa hotel agar pasein dan Nakes bisa bekerja baik. Mereka harus diperlakukan sebagai manusia. Jangan siksa Nakes padahal banyak gedung yang bisa digunakan,”sarannya.
Satgas menurut Muharram juga perlu menyusun target secara harian mengenai capaian penanangan. Karena sejauh ini hal itu tidak dilakukan.
“Sejauh ini juga saya belum melihat ada upaya pemerintah melibatkan masyarakat. Banyak paguyuban kedokteran yang bisa ikut membantu tapi mereka tidak dilibatkan,”pungkasnya.(TIM).