Gejala Covid-19 di Palu Masuk Badai Sitokin

PALU,CS– Wakil Wali Kota (Wawali) Palu dr Reny A Lamadjido menyebut Kota Palu saat ini sudah berada pada fase badai sitokin. Kondisi ini menurutnya adalah kondisi yang sangat dikawatirkan dalam pandemi Covid-19 m

Badai sitokin ini terkait dengan perlawanan daya tahan tubuh yang berlebihan.

“Kita sudah berada pada badai sitokin. Ini yang paling ditakutkan.
Daya tahan tubuh dimasuki akan dilawan sendiri oleh tubuh,”jelas Wawali dalam rapat evaluasi penanangan Covid-19 tingkat Kota Palu, Minggu malam 15 Agustus 2021 di Baruga Lapangan Vatulemo Palu.

Kondisi badai sitokin itu menurutnya tergambar dari fluktuasi angka kematian akibat Covid-19 di Palu.

“Fluktuasi masih turun naik. Harusnya kita berharap bisa melandai. Bahkan terjadi delapan kasus meninggal 8 dan ini paling tinggi dalam waktu seminggu,”katanya.

Baca Juga :  DPRD Palu Rapat Paripurna Dengarkan Penjelasan Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2021

Menurutnya, penyebaran juga sudah berubah menjadi dalam satu kawasan dan dalam satu lingkungan rumah tangga.

Kemudian angka kematian yang tercatat dari 5 Juli sampai 13 Agustus 2021 sebanyak 38 kasus.

“Contohnya di perumahan Dosen Tondo. Dalam tiga hari, empat yang meninggal. Setelah pasangan suami isteri, lalu tetangga yang tidak berjauhan,”katanya.

Karena itu Wawali menegaskan, bahwa kedepan harus dilakukan pengetatan terhadap pasien Isoman.

“Kematian umumnya karena desaturasi oksigen turun sampai 50 hingga 60. Dan umumnya dalam kondisi demikian barulah warga terpapar mau masuk rumah sakit,”jelasnya lagi.

Wawali dalam kesempatan ini mengusul bahwa perlu adanya penguatan proses tracing, testing dan treat. Khususnya ditingkat OPD. Jika ada pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka swab antigen harus dilakukan kepada seluruh pegawai.

Baca Juga :  Diah Puspita Hadiri Kampung Lere Festival ke -Dua

Pengetatan juga perlu dilakukan berbasis kelurahan. Rencananya tambah Wawali akan dilakukan lock mikro efektif pada empat kelurahan. Yakni, Kelurahan Petobo, Tondo, Birobuli Selatan dan Birobuli Utara.

“Saat ini kita di Palu sudah kiritis. Tapi semoga upaya kita nantinya membuat PPKM level 4 segera berakhir,”pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan penelusuran google, disitus www.aladokter.com,  sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.

Badai sitokin (cytokine storm) terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat. Kondisi ini membuat sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan.

Baca Juga :  KPU Kota Palu Koordinasi Intensif untuk Kelancaran Pencalonan Pilkada 2024

Selanjutnya peradangan tersebut membuat organ-organ di dalam tubuh menjadi rusak atau gagal berfungsi. Hal inilah yang membuat badai sitokin perlu diwaspadai, karena bisa sampai menyebabkan kematian.

Pada penderita COVID-19, badai sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah. Alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen. Itulah sebabnya mengapa penderita COVID-19 kerap mengalami sesak napas.(TIM).

Pos terkait