PALU,CS – Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Anutapura Palu drg Herry Mulyadi mengungkap penyebab tingginya angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Menurutnya secara umum jumlah kasus Covid-19 di Kota Palu sudah sangat menurun. Namun angka BOR tercatat oleh Satgas Covid-19 Nasional tercatat masih tinggi.

Penyebabnya kata Herry, data BOR RS di Palu tercatat sekaligus bersamaan data pasein dari kabupaten lain di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menjalani perawatan di Palu.

Data pasien dari kabupaten lain yang menjalani perawatan di RS Palu ini menjadi bagian dari laporan BOR ke Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Nasional.

Data pasien Covid-19 luar Palu umumnya berasal dari Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Sebenarnya data pasien luar Palu ini tercatat lengkap sesuai KTP dalam setiap laporan. Sayangnya ditingkat nasional data tersebut tidak dipilah sesuai asal daerah atau kabupaten.

“Harusnya data khusus pasien asal Palu itu diiris dan dipisahkan berdasarkan kabupaten asalnya,”jelas Herry Mulyadi.

Menurutnya, format pelaporan BOR di RS tidak secara spesifik mengatur soal pemilahan data pasien asal kabupaten atau daerah lain. Sehingga dalam laporan hanya dicantumkan jumlah dan asal pasien.

Herry mengaku tidak mengetahui secara pasti letak mis pelaporan tersebut.

“Makanya ini kita semua pihak terkait sedang mencari benang merahnya,”jelas Herry.

Dia menambahkan, sebenarnya dengan persentase BOR, Kota Palu memang seharusnya sudah berada pada PPKM level 2.

Karena faktanya kata dia, jumlah pesakitan yang masuk di RS terus menurun dan diikuti menurunnya data kasus aktif Covid-19.

“Hari ini saja (Senin red) saya baru saja menandatangani 16 pasien yang sembuh dan keluar dari rumah sakit,”ujarnya.

Dia menilai turunnya trend kasus Covid-19 di Palu terjadi karena kerjasama semua pihak serta masyarakat yang terus patuh dengan aturan PPKM.

Demikian progam dan kegiatan yang digagas Wali Kota Palu baik untuk intervensi pasien serta program-program terkait penerapan disiplin Prokes dan pembatasan kegiatan masyarakat. Termasuk percepatan-percepatan testing, tracking dan treatment.

“Kita di Palu sebenarnya luar biasa pola penanganan yang kita lakukan. Faktanya kasus kita turun dibandingkan daerah lain,”ujarnya (TIM/**).