Dana Revitalisasi Lapangan Sebaiknya dialihkan Untuk Sarana Air di Huntap

PALU,CS – Anggota DPRD Palu M Syarif meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mengalihkan anggaran revitalisasi lapangan sepak bola ke pemenuhan sarana air bersih bagi warga di Hunian Tetap (Huntap), khsususnya Tondo 1 Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Palu.

Pasalnya kata Syarif, kesulitan air bersih yang dialami warga Huntap Tondo 1 saat ini dalam kondisi memprihatinkan.

Apalagi sepekan terakhir ini kembali terjadi gangguan suplay air dari bak penampungan yang dibangun Balai Pemukiman dan Prasarana Wilayah (BPPW) Sulteng.

“Saat ini warga sangat kesulitan air bersih akibat tidak optimalnya sarana penyediaan air bersih tersebut,”kata Syarif, Selasa 14 September 2021.

Dia menerangkan, Pemkot berencana merevitalisasi sebanyak 9 lapangan tersebar di Kota Palu. Dari 9 lapangan itu, terdapat tiga lokasi diantaranya yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala persoalan teknis.

“Kalau tidak salah anggaran dari 3 lapangan sebesar Rp1,2 Miliar. Ini sebaiknya dialihkan untuk memperbaiki atau menambah sistem penyediaan air bagi warga Huntap,”sarannya.

Terlebih kata dia, pengalihan dana revitalisasi lapangan itu juga sudah menjadi satu dari 17 rekomendasi Badan Anggaran DPRD Palu.

“Jadi anggaran dari tiga lapangan itukan tidak bisa digunakan lagi, maka sebaiknya dialihkan saja,”tandasnya.

Iapun menyoroti pihak BPPW Sulteng lantaran kurang responsif atas permasalahan warga Huntap.

Syarif yang juga Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rehab-Rekon pascabencana DPRD Palu menyebut, fasilitas atau sarana prasarana air bersih yang dibangun BPPW tidak pernah berfungsi optimal memenuhi kebutuhan air bersih warga.

Kondisi itu kerap kali membuat warga mengalami kesulitan air bersih. Terlebih saat ini musim hujan yang memicu terjadinya banjir membuat suplai air ke bak penampungan menjadi terganggu.

“Harusnya sudah diantisipasi jauh-jauh hari,”katanya.

Syarif menyebut, pihak BPPPW Sulteng sebenarnya juga telah membangun sekitar 40 unit hydrant atau alat yang menyediakan suplai air untuk kepentingan pemadam kebakaran.

Seharusnya, hydran itu jelas Syarif bisa difungsikan sebagai penyuplai air bagi warga jika terjadi gangguan pada bak penampungan air di Huntap.

“Jangankan untuk memenuhi dua keperluan itu, hydrant itu saat ini sama sekali tidak berfungsi. Ini namanya buang-buang anggaran. Dibangun tapi tidak bisa digunakan,”pungkasnya (TIM).

Pos terkait