Miris, Pemerintah Mulai “Cuek” Nasib Penyintas Kebakaran Sidoarjo Tolitoli

TOLITOLI,CS – Dua Februari 2020 silam adalah hari naas bagi warga Jalan Bubara Kelurahan Sidoarjo Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kebakaran hebat yang mendera pemukiman warga, tepatnya di kompleks pelabuhan container ini menghanguskan sebanyak 400 rumah. Ini menjadi bencana kebakaran terbesar dalam sejarah  Kabupaten Tolitoli.

Bacaan Lainnya

Selain menghanguskan ratusan rumah, kebakaran juga menyebabkan seorang warga tewas terpanggang dalam kobaran api.

Kala itu bencana ini mengundang banyak simpati masyarakat luar daerah. Bantuan dan uluran tangan datang silih berganti untuk meringankan beban para penyintas di pengungsiannya.

Sayangnya perhatian dan bantuan ini hanya datang diawal saja.Begitupun perhatian pemerintah setempat yang kini nyaris tidak terlihat lagi. Tak ada lagi yang ambil peduli. Nasib ratusan penyintas terkatung-katung tanpa kejelasan dalam Hunian Sementara (Huntara).

Kawasan Huntara yang mereka tempati pun kini menjadi langganan banjir jika curah hujan tinggi. Seorang penyintas bahkan dilaporkan tewas kesetrum saat bencana banjir tersebut beberapa waktu lalu.

Sudah setahun bencana itu terlewati.  Namun perhatian pemerintah tak kunjung datang lagi bahkan untuk sekedar menengok warga.
Tak ada lagi kepedulian baik pemerintah pusat maupun daerah.

Odin (31) salahsatu penyintas bencana kebakaran mengatakan,  bantuan bagi mereka hanya datang ketika awal terjadinya bencana. Itupun masih banyak warga diantaranya yang tidak tersentuh. Misalnya untuk peralatan rehabilitasi rumah.

Odin mengaku, dalam ketidakpastian ini, kini mereka harus selalu siaga dengan bencana banjir yang setiap saat bisa datang.

“Kalau terjadi hujan lokasi kebakaran ini banjir dan menggenangi rumah rumah warga yang sudah terbangun secara mandiri,”kata Odin.

Sementara itu, Mantan Kepala Bidang Permukiman pada Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Tolitoli, Syafrudin ST M Eng mengatakan, sewaktu ia menjabat pernah ada usulan anggaran untuk bantuan bagi penyintas kebakaran.

Syafrudin yang kini menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan Tolitoli ini kepada Channelsulawesi.id menyebut, usulan anggaran tersebut akhirnya batal lantaran dalihkan ke Pasigala.

“Lalu yang tangani tahun 2019 -2020 sudah diusulkan anggaran dan berproses. Lalu kemudian batal dengan alasan anggaran difokuskan ke Pasigala”demikian Syafrudin.(Armen Djaru).

Pos terkait