TOLITOLI,CS – Pembatasan mobilitas masyarakat yang terjadi karena Pandemi Covid-19 ikut memunculkan kreatifitas sejumlah kelompok pemuda di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng). Menjadikan pembatasan sebagai peluang kerja dengan memanfaatkan teknologi selular untuk membuka jasa kurir ojek online.
Melayani pemesanan masyarakat melalui perangkat android untuk kemudian antar jemput pesanan tersebut.
Di kabupaten penghasil cengkeh, sejauh ini usaha tersebut sudah dilakoni setidaknya tiga komunitas pemuda.
Salahsatu yang kini cukup eksis dan dikenal luas masyarakat Tolitoli adalah jasa yang menamai komunitas mereka sebagai Kurir Kilat Tolitoli.
Komunitas ini terbentuk sejak awal pandemi Covid-19 tahun 2020. Kala itu masyarakat dibatasi untuk beraktifitas demi menghindari keramaian. Aktifitas masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar menjadi sangat terbatas. Pembatasan demikian terus berlangsung hingga tahun 2021 dengan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Adalah seorang pemuda bernama Ariyansah (22) yang langsung melihat pembatasan ini sebagai peluang kerja. Ia lalu berinisiatif membuka jasa kurir ini seorang diri.
Untuk memanfaatkan jasa Kurir Kilat Tolitoli, dapat dilakukan langsung dengan menghubungi melalui via WhatsApp, panggilan telefon dan pesan singkat (SMS) melalui nomor kontak yang tersedia.
Seiring berjalannya waktu, ia makin dikenal dan memiliki banyak pelanggan. Kondisi itu kemudian membuat Hardiansyah kewalahan. Lalu mengajak lagi beberapa rekannya yang memiliki kendaraan roda dua untuk bergabung dan membentuk sebuah komunitas.
Hingga kini, Ariyansah setidaknya telah merekrut sebanyak 21 karyawan.
Kepada media ini, Ariyansah mengaku kepercayaan dan kepuasan mitra dalam pelayanan adalah hal yang paling penting. Itulah yang ia yakini membuatnya dikenal masyarakat.
Hal inipun yang terus ia tekankan kepada seluruh anggota komunitas Kurir Kilat Tolitoli hingga kini. Dimana setiap anggota komunitas harus selalu mengutamakan kepuasan mitra dan owner.
“Dibutuhkan sikap serta moralitas individu setiap anggota agar komunitas ini tetap terpercaya,”kata Ariyansah, Kamis 28 Oktober 2021.
Ariyansah sendiri mengaku pernah melamar bekerja pada salahsatu Perbankan di Tolitoli. Namun jalan hidup belum membawanya menjadi seorang karyawan di perbankan itu.
Kini Ariyansah sudah punya cukup banyak penghasilan sebagai koordinator dari komunitas jasa kurir yang ia gagas tersebut. Meski ia enggan menyebut nominal penghasilannya.
“Yang jelas saat ini kami sudah bukan pengangguran,”pungkasnya.
(Armen Djaru)