Rayakan Maulid di Masjid Al-Khaeraat Fatufia, P2BM Ajak Pemuda Lestarikan Tradisi Islam

Pengurus P2BM foto bersama pengurus dan santri Ponpes Vitaponda Al-Khaeraat Desa Ungkaya, Minggu 7 November 2021. (FOTO : channelsulawesi.id)

MOROWALI, CS – Perhimpunan Pekerja Bungku-Morowali (P2BM) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Al-Khaeraat, Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi, Minggu 7 November 2021.

Maulid yang diperingati P2BM setiap tahunnya, juga mengikutsertakan santri Pondok Pensantren (Ponpes) Vitaponda Al-Khaeraat Desa Ungkaya. Tema yang diusung yakni, peran pemuda dalam melestarikan tradisi islam di era globalisasi.

Dalam sambutannya Ketua Umum P2BM, Rusman mengatakan, dalam momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, bisa dijadikan bahan refleksi dalam menyonsong hari-hari depan.

Dijelaskannya, hari-hari depan gemilang tidak datang begitu saja menghampiri kita. Karena hal itu memang perlu didiskusikan, rencanakan dengan kesadaran yang kolektif dan konsisten.

Baca Juga :  Irwan- Samuel Terapkan Disiplin Kerja pada Pegawai Pemkab Sigi

“Adakah kita yang hari ini mengaku sebagai pemuda, garda terdepan dan menjadi motor penggeraknya di tengah-tengah kehidupan ini. Setiap masa memiliki generasinya masing-masing, dan kita yang sedang berada di tengah-tengah era serba instan ini atau era digitalisasi, tentu saja memiliki banyak tantangan dan peluang yang sama. Kita dituntut harus mampu beradaptasi,” katanya.

Menurut dia, sesuatu yang sangat penting Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dimanfaatkan sebagai hari mengingat sejarah kehidupan baginda rasul, untuk kemudian dipahami dan teladani dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan kata dia, belakangan ini kita sering  mendengar bahwa generasi-generasi akan mengalami fase yang namanya krisis kepemimpinan. Padahal, dalam diri Rasulullah itu begitu banyak pelajaran yang bisa ditemukan.

Baca Juga :  Bhayangkari Tolitoli Peduli, Lepas 15 Tukik Hingga Tanam Pohon Cemara

“Yang namanya krisis kepemimpinan itu, menurut saya karena kita jauh dari Sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.

Rusman menambahkan, saat ini Morowali telah dihuni oleh beragam golongan dan kelompok. Maka dia mengajak masyarakat untuk terbuka, yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dalam keberagaman yang ada.

“Inilah saat dimana nilai-nilai kemanusian,  kita diundang untuk hadir dalam menyikapi kehidupan bermasyarakat. Mari kita bahu membahu, bergotong royong, saling merangkul dan terus menebar kebaikan,” urainya.

Peringatan Maulid sore hari waktu setempat itu digelar sederhana dan pembawa hikma Maulid, Ust Syuaib A Patau. (MRM)

Pos terkait