PALU,CS – Mobil Suzuki Grandmax meluncur dengan kecepatan rendah menuju Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Palu dari Kantor Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Palu, Jumat pagi 31 Desember 2021
Setibanya, empat pegawai yang menjadi tim live streaming Diskominfo Palu langsung bergerak cepat menyiapkan segala perangkat komunikasi. Kali ini untuk melakukan perekaman video kegiatan launching Publik Safety Center (PSC) 119.
Kegiatan launching PSC ini sebelumnya tidak terjadwal sebagai agenda yang harus mereka liput. Karenaya proses launching hanya sebatas direkam saja. Bukan untuk siaran langsung melalui kanal YouTube Diskominfo Palu.
Mobil APV Diskominfo Palu ini difungsikan sebagai studio bergerak. Melakukan perekaman hingga siaran langsung setiap kegiatan resmi pemerintahan. Di dalam mobil terdapat sejumlah kamera dan perangkat komunikasi penunjang perekaman dan live streaming lainnya.
Tim live streaming harus siaga 1 kali 24 jam. Menunggu panggilan tugas setiap saat. Tak jarang mereka kewalahan memenuhi perintah yang muncul tiba-tiba tanpa direncanakan.
“Tadi ini tidak terjadwal karena tidak ada informasi. Tim tiba-tiba dihubungi panitia pelaksana,”kata salahsatu tim.
Setelah mengambil beberapa enggel dalam kegiatan launching, tiga pegawai Diskominfo Palu juga mengambil beberapa testimoni launching PSC dari sejumlah pejabat yang hadir. Lalu bergegas merapikan kembali peralatan yang telah dipakai merekam.
Dari panitia pelaksana kegiatan di Dinkes Palu, mereka lalu diberikan tip yang tidak seberapa dalam selembar amplop sebagai pengganti uang transportasi.
Di warung kecil tepat di sisi timur Kantor Dinkes Palu, ketiga pegawai Diskominfo Palu ini mampir sebentar untuk melepas letih. Memesan minuman dingin sekaligus santap siang. Lalu dibayar dengan uang tip tadi. Yang diberikan panitia pelaksana launching PSC 119.
“Uang tip yang kami dapat kadang-kadang buat makan, beli rokok dan membeli bahan bakar,”ungkapnya lagi.
Aco Kawaroe, salahsatu pegawai yang ikut bertugas melakukan siaran langsung menyebut, untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM),mereka selalu mengocek dari kantong sendiri. Sebab, mobil tersebut harus selalu siaga menjalankan perintah dan permintaan setiap saat.
“Kita bergantian beli BBM karena memang harus selalu siap kalau-kalau ada perintah liputan,”ungkap Aco Kawaroe.
Dia mengaku, pejabat berwenang di Diskominfo Palu tidak pernah menganggarkan pembelian BBM untuk operasional mobil tersebut.
“Bukan tidak ada usulan. Tapi setiap kita usulkan anggaran itu dicoret lalu dialihkan kepembiayaan lain,”ungkapnya.
Demikian halnya terkait pemeliharaan perangkat komunikasi yang digunakan siaran langsung. Aco menyebut, tidak pernah mendap perhatian dari sisi anggaran. Ini kata dia, juga kerap kali mereka biayai sendiri dengan dana pribadi.
“Padahal kita ini setiap bertugas bukan membawa nama kita. Tapi membawa nama Dinas Kominfo Palu,”ujarnya.
Pernah pula beber Aco, ia dan dua rekan lainnya mencoba mengusulkan anggaran untuk pembelian peralatan penunjang komunikasi untuk menambah kapasitas jaringan, namun tiba-tiba saja tanpa sepengetahuan mereka dialihkan untuk membeli salon subwoofer.
“Bagi kami, subwoofer ini tidak berguna untuk menunjang perangkat komunikasi siaran langsung,”bebernya.
Ia juga menyayangkan adanya belanja yang dianggarkan melalui bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo untuk membayar salahsatu media on-line atas setiap hasil siaran langsung yang mereka lakukan.
“Jadi siaran langsung kita lewat akun FB itu ditayang lagi media on-line tersebut. Lalu media itu mereka bayarkan,”pungkasnya (TIM).