Wagub Sulteng: Penanangan Stunting Tidak Boleh Sebatas Teori

SULTENG,CS – Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Drs H Ma’mun Amir meyakini penyebab stunting atau gizi kurang bukan semata karena asupan makanan. Banyak faktor yang jadi penyebab, salahsatunya karena pola asuh.

Wagub sendiri mengaku ingin segera bertindak untuk secepatnya menangani stunting di Sulteng.

Karena itu ia meminta agar segera dilaksanakan rapat koordinasi lanjutan untuk menyusun rencana sebelum beraksi. Karena menurutnya menyelesaikan masalah seperti stunting tidak boleh sekedar berteori.

“Stunting. Nanti Kita tindak lanjuti pada rapat koordinasi secepatnya. Kalau saya manusia yang tidak suka teori, saya lebih suka melakukan lebih, suka menyelesaikan masalah, action. Saya dasarnya STM, pakai prinsip kerja mesin hisap tekan bakar buang, hisap akselerasi, tekan proses, kemudian kerja” ujarnya

Demikian penjelasan Wagub Sulteng saat menerima kunjungan kerja Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton, Senin 14 Februari 2022.

Wagub menejelaskan, selain pelayanan satu atap, program prioritas lainnya yaitu stunting yang menjadi perhatian bersama Gubernur Sulteng. Yakni dengan mengarahkan pemanfaatan aset yang tersedia di 13 kab/kota untuk penanganan stunting.

“Kita punya aset-aset di kabupaten/kota yang bisa digunakan masyarakat. Seperti klinik atau Puskesmas yang bisa menjadi rujukan masyarakat miskin maupun keluarga beresiko stunting untuk berobat. Banyak aset Pemda yang kita coba untuk manfaatkan,” ujarnya

Demikian penjelasan Wagub Sulteng dalam rapat koordinasi bersama Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng serta sejumlah pihak terkait lainnya, Senin 14 Februari 2022 di Ruang Kerja Wagub Sulteng.

Rapat koordinasi turut dihadiri Kepala Perusahaan Umum (Perum) BULOG Kantor Wilayah (Kanwil) Sulteng David Susanto, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng dr. I Komang Adi Sujendra, Kepala Dinas Sosial Sulteng DSitti Hasbia Zaenong, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulteng Bambang SP Suwandi.

Menyikapi angka Stunting Sulteng yang masih tinggi berada diangka 29.7persen, Wagub meminta BKKBN menyiapkan data daerah yang menjadi prioritas penanganan stunting. Menurutnya lokus itu harus dikeroyok bersama-sama.
Ia juga mengatakan penuntasan stunting untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan.

“Jangan kita hanya bangun gedung tapi tidak ada orangnya. Banyak Puskesmas tapi tidak banyak petugasnya,”tandas Wagub.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton menejelaskan, bahwa tahun 2022 seluruh kabupaten/kota di Sulteng menjadi lokus penanganan stunting.

Menurutnya, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulteng juga telah terbentuk. Tim ini diketuai Wagub Sulteng.

Selanjutnya ditindaklanjuti dengan pembentukan TPPS di kabupaten /kota. Begitupun tim pendamping keluarga yang sudah disiapkan di setiap desa.

” Kami BKKBN siap, tenaga ini bisa dilibatkan karena dananya sudah ada di BOKB. Mereka punya data by name by address. Kami siap mendukung program Gubernur,”kata Tenny.

Sebelumnya Kepala Perum Bulog Sulteng menjelaskan beras bervitamin atau yang disebut beras fortivit bisa mencegah stunting karena mengandung vitamin lengkap.

Beras itu merupakan hasil para petani lokal dari beberapa kabupaten, seperti Parigi Moutong, yang kemudian diolah dan dikemas di pabrik Bulog Sulteng

Menanggapi ini Wagub ingin agar Bulog berkontribusi dalam pencegahan stunting. Iapun meminta dinas sosial dan dinas terkait untuk segera mensosialisasikannya tidak hanya kepada keluarga memiliki anak stunting tetapi seluruh masyarakat

“Saya sangat apresiasi, kalau ini berkualitas untuk penanganan stunting, mengapa tidak,”pungkasnya (TIM/**).

Pos terkait