PALU, CS – Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid menghadiri pembukaan Rapat Kerja Kantor Kementerian Agama (Raker Kemenag) Kota Palu tahun 2022, di Aula Kemenag Palu, Rabu 16 Maret 2022.
Rapat kerja kali ini mengangkat tema “Optimalisasi Tata Kelola Kementerian Agama Kota Palu yang Bersih dan Bermartabat dalam Penguatan Moderasi Beragama menuju Masyarakat yang Religius Berbasis Kearifan Lokal.”
Menurut Walikota, kegiatan ini menjadi momentum yang baik bagi Kemenag Kota Palu untuk semakin menguatkan dan memantapkan pola-pola kerjanya.
“Yang diharapkan komponen yang ada di dalam Kantor Kementerian Agama Kota Palu bisa melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang benar-benar dapat diwujudkan dengan kerja-kerja nyata dalam menguatkan perannya sebagai suatu lembaga kontrol serta pengarah bagi keberagaman agama yang ada di tengah-tengah kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Hadianto atas nama Pemerintah Kota Palu berharap besar Kemenag Palu juga bisa mengangkat isu-isu di tengah masyarakat, yang mungkin sampai saat ini isu tersebut belum tertangani dan terselesaikan dengan baik.
“Sangat penting bagi Kantor Kementerian Agama Kota Palu untuk menunjukkan peran dan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan bahwa belum lama ini Pemerintah Kota Palu telah melaunching Bina Imtaq di seluruh sekolah, di lingkup kerja Pemerintah Kota Palu.
Hadianto menyebut, Bina Imtaq diarahkan untuk menguatkan mentalitas para siswa melalui pendidikan agama yang masif pada setiap hari Jumat.
“Mungkin sebelumnya pendidikan agama diajarkan hanya 1 hingga 2 jam dalam satu minggu. Maka kita Pemerintah Kota Palu menetapkan hari Jumat merupakan hari dimana anak-anak mendapatkan pelajaran agama dimulai pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul 16.00 sore,” katanya.
Lanjut Walikota, Bina Imtaq yang diterapkan hampir sama konsepnya dengan pesantren kilat, yang di dalamnya terdapat tausiyah agama, pelajaran tafsir hadits, baca tulis Al-Qur’an, kaligrafi, dan beberapa hal yang berhubungan lainnya.
Bina Imtaq tersebut bukan hanya berlaku bagi Agama Islam, namun juga bagi agama lainnya. Sehingga ada namanya sekolah minggu, tidak lagi dilaksanakan hari minggu, tetapi semua dilaksanakan di hari Jumat.
“Sehingga, hari Senin sampai Kamis, betul-betul dimanfaatkan untuk pelajaran umum dan hari Jumat dikhususkan untuk pendidikan agama,” terangnya.
Kemudian, lanjut Walikota, hari sabtu dan minggu, pihak sekolah tidak lagi membebani para siswa dengan tugas, sehingga anak-anak dapat beristirahat dan membangun kebersamaan yang berkualitas dengan keluarga terkhusus orang tuanya.
“Pemerintah Kota Palu memandang penting bahwa hal ini harus dilakukan. Terlebih saat ini dunia informasi betul-betul tidak memiliki tabir lagi. Anak-anak kita betul-betul dikepung sedemikian rupa, sehingga sulit bagi orang tua untuk memberikan pendampingan yang kuat bagi mereka,” ungkapnya.
Wali Kota menyatakan, penguatan mentalitas agama bagi anak-anak sangat dibutuhkan untuk membangun anak-anak yang sejak dirinya sudah diberikan penguatan-penguatan agama.
“Agar mereka selalu mengingat dan memiliki pedoman yang jelas bahwa mereka mengetahui mana yang boleh, mana yang tidak boleh,” tambahnya.
Orang nomor satu di Kota Palu itu berharap, Raker Kemenag dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang menjadi sumbangan besar Kemenag kepada masyarakat secara keseluruhan. **