TOLITOLI,CS – Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat di SPBU Kabupaten Tolitoli kian meresahkan. Kondisi itu diperparah karena jarigen milik nelayan juga ikut mengantri.
Pemandangan demikian terlihat di tiga SPBU,yakni SPBU Desa Sandana, SPBU Tambun dan SPBU Jalan Wahid Hasyim.
Sejauh ini diketahui, memang belum ada SPBU khusus yang membuka layanan bagi nelayan. Meski 2/3 wilayah Kabupaten Tolitoli sendiri merupakan bahari. Cakupan wilayah bahari yang cukup luas itu notabene penduduknya berprofesi sebagai nelayan dengan asumsi kebutuhan BBM yang cukup besar pula untuk kepentingan melaut.
Mencuat pula dugaan sebagian mereka yang antri dengan jerigen tersebut hanya akal- akalan untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Lalu digunakan untuk kepentingan tambang emas ilegal dengan alat berat.
Berangkat dari persoalan tersebut, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tolitoli, Sudirman Lagora, berencana melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) terhadap kelompok-kelompok nelayan. Menurutnya pihak Diskanlut selama ini memberikan rekomendasi kepada kelompok nelayan dengan sejumlah syarat. Salahsatunya adalah kelompok nelayan tersebut memiliki kapal tangkap.
Mantan Camat Lampasio ini mengaku, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi kalau ada kelompok nelayan yang mengkomersilkan BBM bersubsidi untuk kepentingan industri atau pertambangan ilegal.
“Belum ada informasi terkait kelompok nelayan yang komersilkan BBM bersubsidi ke alat-alat berat. Meski begitu kami akan turun ke beberapa SPBU. Apabila ditemukan maka kami tidak segan membatalkan rekomendasi, kalau perlu proses hukum,”tegasnya (Armen Djaru).