SULTENG,CS – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (BI Sulteng) terus mendorong peningkatan inklusi keuangan digital bagi masyarakat.

Mulai dari sosialisasi penerapan kanal pembayaran QRIS pada pelaku usaha agar masyarakat sudah dapat melakukan pembayaran dengan scan melalui aplikasi mobile banking ataupun e-wallet, serta perkembangan BI-FAST yang akan menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran ritel masa depan.

Di Sulteng total pelaku usaha yang telah menggunakan QRIS sebanyak 127.883 merchant 246 persen year on year (yoy) dan total penduduk yang telah bertransaksi QRIS mencapai 69.363 jiwa pada bulan Juli 2022.

Hal ini mencerminkan adanya peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring serta semakin meningkatnya kemudahan dengan pembayaran digital.

Namun, dalam prakteknya terkadang ditemukan berbagai permasalahan, baik yang dihadapi pelanggan maupun pelaku usaha.

Dalam kaitan itu, BI Sulteng menyelenggarakan FGD dialog terbuka yang mempertemukan pelaku usaha, perbankan, serta OJK untuk memberikan solusi dari dinamika yang dihadapi tersebut, Kamis 1 September 2022 di Ruang Kasiromu Kantor Perwakilan BI Sulteng.

FGD itu mengahdirkan Kepala OJK Sulteng, Perbankan, dan 11 perwakilan pelaku usaha retail di Sulteng. Kegiatan ini diawali dengan sambutan Kepala Perwakilan BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat atau akrab disapa Anto.

Anto mengatakan bahwa QRIS merupakan evolusi pembayaran bagi masyarakat yang memberikan berbagai kemudahan dalam bertransaksi di era digitalisasi seperti saat ini.

Sementara Kepala OJK Sulteng, Triyono Raharjo, dalam sambutannya menyebut OJK dan BI merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih maju.

OJK menurutnya mengapresiasi  upaya BI dalam meningkatkan inklusi keuangan digital di Sulteng serta terus memaksimalkan peran OJK dalam mendukung sektor jasa pembayaran untuk Indonesia yang lebih baik.

FGD ini diselenggarakan guna membantu pelaku usaha dan perbankan dalam memaksimalkan penggunaan QRIS untuk bertransaksi serta mensosialisasikan perkembangan dan kegunaan BI-FAST dalam sistem pembayaran.

Dalam forum ini pelaku usaha dan perbankan saling berbagi pengalaman dalam mengaplikasikan QRIS serta bagaimana upaya yang dilakukan pelaku usaha dalam hal terjadi kendala.

Berdasarkan hasil diskusi tersebut, proses settlement yang belum real time masih sering menjadi kendala, meskipun beberapa Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) telah mampu memberikan layanan settlement pada H+0.

Hal lain yang mengemuka adalah masih banyak front liner merchant/pelaku usaha yang belum memiliki pemahaman yang cukup baik dan merata mengenai cara penggunaan QRIS sehingga belum secara proaktif menawarkan cara pembayaran menggunakan kanal QRIS kepada pelanggan.

Berkaitan dengan kendala tersebut, Anto mengatakan bahwa upaya mendorong penggunaan QRIS ini menjadi tugas bersama, baik perbankan maupun pelaku usaha itu sendiri.  Perbankan diharapkan dapat bersama-sama memberikan sosialisasi dan edukasi kepada nasabah bahwa transaksi menggunakan kanal QRIS ini cepat, mudah, murah, aman, dan handal.

Kepada front liner di merchant/pelaku usaha, Anto mengajak agar proaktif menawarkan kepada pelanggan untuk bertransaksi dengan QRIS.

Untuk mendukung hal tersebut, para undangan dari perbankan dan merchant yang hadir didorong untuk dapat memberikan edukasi kepada front liner terkait penggunaan QRIS. Dalam kesempatan yang sama, OJK menyampaikan komitmen untuk turut berkolaborasi membantu perbankan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

Harapan kedepannya, setelah melakukan FGD ini baik perbankan maupun pelaku usaha dapat lebih memahami terkait dengan dinamika yang ada dalam penggunaan QRIS sehingga jika terjadi kendala dapat dengan mudah diatasi.

Para pelaku usaha dan perbankan juga diharapkan untuk lebih gencar dalam mengedukasi masyarakat terkait transaksi digital khususnya penggunaan QRIS dan BI-FAST.

Dengan meningkatnya preferensi masyarakat dalam menggunakan QRIS dan BI-FAST, selain dapat meningkatkan digitalisasi dalam sistem pembayaran dapat pula mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui kemudahan dalam melakukan pembayaran serta terciptanya transaksi yang cemumua.(***)