Usai Penetapan APBD-P 2022, DPRD Sulteng Temui Pengunjuk Rasa Menolak Kenaikan BBM

SULTENG,CS – Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira dan Waket I HM Arus Abdul Karim, menemui langsung pengunjuk rasa dari aliansi rakyat menolak kenaikan BBM usai paripurna penetapan APBD perubahan tahun 2022, Senin 12 September 2022 di depan Kantor DPRD Sulteng.

Pimpinan DPRD Sulteng ditemani masing-masing anggota yakni, Alimuddin Pa’ada, H Zainal Abidin Ishack, Abdul Karim Aljufrie, H Ambo Dalle, Ismail Junus, HM Nur Dg Rahmatu, Ibrahim Hafid, Wiwik Jumatul Rofiiah, Rahmawati M Nur, Ellen Esther Pelealu dan Enos Pasaua

Pengunjuk rasa mahasiswa Untad Palu memprotes kenaikan BBM dan mendesak DPRD Sulteng secara kelembagaan menyampaikan protes tersebut ke pemerintah pusat.

Pengunjuk rasa datang sekitar pukul 10.00 Wita saat DPRD Sulteng juga akan menggelar rapat paripurna penetapan rancangan APBD perubahan tahun 2022.

Akibatnya, pimpinan dan anggota DPRD dan Gubernur Sulteng harus melalui pintu belakang untuk masuk kantor DPRD Sulteng lalu berkesempatan menemui pengunjuk rasa usai rapat paripurna.

Di depan massa, ketua DPRD bersama para ketua fraksi datang disambut tepuk tangan.

Meski begitu suasana sempat memanas saat para wakil rakyat ini sudah dihadapan mereka lantaran pengunjuk rasa mengulur waktu dengan orasi terus menerus.

Suasana mereda saat ketua DPRD Sulteng mengatakan, menerima tuntutan delapan tuntutan massa aksi.

Adapun 8 tuntutan itu yakni menolak kenaikan BBM, penghapusan dana pensiun anggota DPR RI, perketat pengawasan Perpres No 17 Tahun 2021, naikkan upah buruh dan tenaga honorer. Tuntutan lainnya adalah nasionalisasikan asset vital dibawah kontrol rakyat, perbaiian tata kelolah Migas, kurangi tunjangan pensiunan anggota DPR RI dan stabilisasi harga BBM.

Untuk meyakinkan para pengunjuk rasa, mereka meminta agar ketua DPRD dan ketua ketua fraksi menandatangani surat peryataan sikap menolak kenaikan BBM, tak ragu para wakil rakyat ini menyepakati dan membubuhkan tandatangan, mereka betalas bahu dan bagian belakang pegawai sekretariat DPRD.

Seperti kita ketahui, gelombang aksi unjuk rasa yang datang dari berbagai elemen mahasiswa dalam kurun satu minggu ini, sejak Bahan bakar Minyak (BBM) di umumkan pemerintah 1 September 2022 mengalami kenaikan, sejumlah komunitas datang silih berganti menggelar unjuk rasa untuk memprotes kenaikan tersebut.(ADV).

Pos terkait