Sekretaris Bappeda Palu Inovasi Terbaik 1 Dalam PKA Angkatan IX 2022

PALU,CS – Pelatihan Kepempimpinan Administrator (PKA) angkatan IX tahun 2022 yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia (BKSDM) Propinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), ditutup Senin 31 Oktober 2022.

Pelatihan ini diikuti 40 orang peserta perwakilan kabupaten/kota Provinsi Sulteng Halmahera Utara.

Pelatihan ditutup Kepala BKSDM Sulteng Adidjoyo Dauda mewakili Gubernur Sulteng.

Pelatihan bertujuan untuk memenuhi standar manajerial administrator untuk menjamin akuntabilitas jabatan administrator. Sehingga terwujud sasaran memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan administrator yang dapat menjamin terlaksananya akuntabilitas jabatan administrator.

Pelatihan yang digelar 90 hari tersebut bertujuan membentuk kepemimpinan kinerja.

Tiga tahapan besarnya on campus antara lain agenda pembelajaran prestasi pengelolaan diri, pengelolaan orang lain, pengenalan pekerjaan dan akuntabilitas kepemimpinan serta pengelolaan pekerjaan dan aktualisasi kepemimpinan.

Baca Juga :  1000 Lebih Warga Kota Palu Terinveksi HIV/AIDS

Kedua of kampus berupa implementasi aksi perubahan dan tahap ke 3 yaitu on campus II yaitu evaluasi aksi perubahan.

Sistem penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi peserta mengunakan 4 tahapan penilaian yaitu evaluasi substansi (15 persen), studi lapang (20 persen), aksi perubahan (50 persen) dan evaluasi sikap dan prilaku (15persen).

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, BPSDM Sulteng menetapkan Sekertaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Palu Ibnu Mundzir sebagai peringkat 1 inovasi terbaik dengan mengambil judul integrasi quality assurance pada dokumen perencanaan pembangunan daerah berbasis resiko.

Menurut Ibnu Mundzir, proyek aksi perubahan tersebut diangkat karena sampai saat ini belum ada instrumen yang spesifik bisa mengukur kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Baca Juga :  Mentan Instruksikan Jajarannya Support KPN di Donggala Sulteng

Serta mengukur seberapa responsif dokumen perencanaan tersebut dapat mengadopsi instegrasi mitigasi pengurangan resiko melalui self assessment.

Menurut Ibnu dalam implementasi proyek yang ia usulkan menghasilkan 3 output yang akan terus didesiminasikan dalam jangka menengah dan panjang. Yaitu manual book yang berisi telaan akademis secara sosiologis, yuridis dan teknis pelaksanaan, tool kid yaitu teknis pelaksanaan penilaian dan standar operational prosedur pelaksanaan (SOP).

Sebagaimana keberlanjutan hal yang diinginkan dari setiap inovasi yang digagas, maka dalam jangka menengah, jelas Ibnu Mundzir, instrumen ini masih menjadi living instrument, atau instrumen yang masih akan terus disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat, tergantung terhadap mutu keluaran yang diharapkan.

Baca Juga :  Hidayat Tegaskan Tidak Akan Persulit Hak Masyarakat

Ibnu menjelaskan, dalam jangka menengah dan jangka panjang, instrumen dan manual yang ada, akan didesiminasikan kebeberapa daerah yang tertarik untuk mengadopsi cara penilaian ini. Sebab dengan penilaian ini akan meningkatkan kualitas dokumen perencanaan yang ada.

Karena keberadan dokumen perancanaan pembangunan daerah yang saat ini masih berorientasi sekedar pemenuhan standar baku yang ditentukan pemerintah pusat. Hal itu katanya dinilai kurang memberi ruang bagi inisiatif lokal berdasarkan variasi resiko yang ada dan secara berlahan bisa lebih berorientasi pada kebutuhan mitigasi resiko yang spesifik kewilayahan.(***)

Pos terkait