Wapres di Munas KAHMI XI, Jangan Ada Kursi Melayang

PALU,CS – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin berpesan sejumlah hal terkait pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke XI di Kota Palu Sulawesi Tengah (Sulteng).

Wapres yang membuka Munas KAHMI, Jumat 25 November 2022 di Sriti Convention Hall mengatakan Munas adalah mekanisme organisasi yang strategis. Yang menjadi struktur kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan sekaligus sarana konsolidasi seluruh anggota KAHMI.

Karenanya Ia berharap jadikan momen Munas ini untuk menunjukkan bahwa KAHMI bisa menjadi model demokrasi yang cerdas, santun dan matang.

“Jangan ada kursi melayang. Kalau kita Munas atau Mukernas atau apa itu ada kursi melayang, itu tidak cerdas. Saya kira tidak cerdas,”pesan Wapres, disambut riuh tepuk tangan peserta.

Ia berharap pula Munas KAHMI dapat menghasilkan kepemimpinan KAHMI yang solid, rekomendasi kebijakan yang strategis dan rencana aksi kongkrit. Atau biasa disebut pemimpin transformatif dan inovatif. Yang dapat memacu kemajuan organisasi sekaligus membawa kemanfaatan bagi ummat, bangsa dan negara.

Baca Juga :  Petrokimia Sedot Impor, Mahasiswa Universitas Pertamina Beri Solusi

Sebelumnya Wapres dalam sambutannya mengatakan
KAHMI merupakan mitra strategis pemerintah.

“Sekarang sudah mitra. Supaya nanti dioptimalkan dalam hadapi berbagai perubahan, tantangan dan permasalahan bangsa yang tidak terlepas dari pengaruh trend global,”katanya.

Fenomena trend global menurutnya melingkupi berbagai aspek, menuntut kecakapan dan kelincahan dalam meresponnya. Agar perubahan tersebut berdampak positif bagi Indonesia.

Wapres menyebut basis keanggotaan KAHMI yang besar, beranggotakan di seluruh wilayah tanah air, dengan ragam latar belakang keilmuan,profesi dan jabatan strategis menjadikan KAHMI sebagai kekuatan potensial untuk menyumbang gagasan dan program dalam menyikapi aneka perubahan dan tantangan global yang kompleks.

“Ada mantan wakil presiden,pak JK, ada pak Mahfud, ada Akbar Tandjung. Saya kira terlalu banyak kalau saya sebut satu-satu. Saya kira banyak tokoh di KAHMI ini.oleh karena itu negara pemerintah,saya mengharapkan partisipasi yang optimal dari KAHMI,”harapnya.

Baca Juga :  Pimpinan Ponpes Al-Minhaj Diduga Cabuli 15 Santri

Iapun meminta KAHMI untuk mengokohkan peran sebagai pembawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat. Anggota KAHMI seyogyanya menjadi rol model dalam penyebaran informasi yang menyejukkan dan akan memperkuat nilai keindonesiaan dan keislaman yang moderat.

“Saya di mana-mana kalau ada perbedaan,ya kita sikapi dengan. Kita ini dalam agama ada pedoman lakum dinukum bagimu agamamu bagiku agamaku. Saya senang sekali ada GAMKI ikut dalam Munas KAHMI. Ini saya kira wujud toleransi,”katanya.

“Jadi kalau berbeda agama ya sudah kita tetap. Kalau berbeda partai, lakum partaiukum, walana partaiuna. Sama-sama KAHMI boleh saja berbeda partai. Kalau berbeda Capres. Lakum Capresukum, walana Capresuna. Jadi kita tetap utuh. Saya kira KAHMI harus jadi pelapor dalam kerukunan yang memperkuat nilai keindonesiaan dan keislaman,”sambung Wapres lagi.

Karena sejak dulu kata Wapres, Bangsa Indonesia memegang teguh nilai kebangsaan yang telah diwujudkan dalam berbagai sikap dan kebijakan. Nilai keindonesiaan telah memandu bangsa Indonesia hinga menjadi bangsa yang penting bagi dunia.

Baca Juga :  KBRI Beijing Gelar Upacara Bendera HUT RI Bersama WNI dan Diaspora

Kini penguatan nilai keagamaan dan kebangsaan yang dibutuhkan sebagai pijakan pencapaian visi Indonesia emas 2045. Yaitu bangsa yang masuk dalam 5 kekuatan ekonomi dunia yang memiliki peradaban maju dan sejahtera.

Wapres mengapresiasi program kerja KAHMI dalam mendukung kesuksesan agenda pembangunan pemerintah antara lain melalui penguatan UMKM, pertemuan bisnis maupun kegiatan bersifat filantropi dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

“Saya minta program KAHMI semakin relevan, tepat,guna dan sasaran yang didirikan oleh kolaborasi dan inovasi,”harapnya.

Terakhir dia berharap Munas KAHMI dapat menghasilkan kepemimpinan KAHMI yang solid, rekomendasi kebijakan yang strategis dan rencana aksi kongkrit. Atau biasa disebut pemimpin transformatif dan inovatif. Yang dapat memacu kemajuan organisasi sekaligus membawa kemanfaatan bagi ummat, bangsa dan negara.(TIM).

Pos terkait