POSO,CS – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (BI Sulteng) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sulteng pada tahun 2023 tetap tinggi pada angka 10,24 persen hingga 12,24persen. Dengan proyeksi pertumbuhan 4,5persen sampai dengan 5,3persen.
Indikator pertumbuhan ekonomi ini berasal diproyeksi dari keberlanjutan rencana investasi industry pengolahan dan peningkatan nilai ekspor, semakin masiffnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) serta mulainya rangkaian Pemilu tahun 2024 yang akan mendorong aktivitas ekonomi tahun 2023.
Kepala Perwakilan BI Sulteng Dwiyanto Cahyo Sumirat mengemukakan, rangkaian Pemilu 2024 ini menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat. Kaitannya mulai dari pemesanan atribut peserta Pemilu seperti alat dan bahan kampanye serta baliho-baliho. Kegiatan ini akan berdampak psoitif bagi pelaku usaha percetakan.
“Akan banyak pesan kaos, spanduk dan bendera belum lagi pengaspalan jalan. Itukan yang ngerjain siapa? Ya masyarakat, yang nyablon kaos siapa? Masyarakat. Ya dapat uangkan dia (masyarakat). Dana pelaksanaan Pemilu itu sebagian juga turun kembali kepada masyarakat. Pendapatan masyarakat meningkat. Tinggal nanti bagaimana masyarakat memperbaiki kualitasnya,”kata Anto sapaan akrabnya dalam kegiatan capacity building wartawan, Minggu 11 Desember 2022 di Tentena Kabupaten Poso.
Ia berharap, masyarakat khususnya di Sulteng bisa memanfaatkan momentum demokrasi lima tahunan tersebut untuk bisa meningkatkan pendapatannya.
Sebab Pemilu 2024 menurutnya bisa menjadi salahsatu titik peningkatan permintaan produk produk UMKM. Industry rumah tangga, termasuk UMKM yang mengerjakan pengaspalan jalan juga bisa dapat pekerjaan dalam rangkaian Pemilu tersebut.
“Mudah-mudahan masyarakat di Sulteng bisa memanfaatkan momentum tersebut. Ada kemungkinan pula bisa para calon legislator ini menggait suara dengan cara memesan kebutuhan kampanyenya kepada masyarakat. Nah dampak positifnya kepada masyarakat yang lebih luas. Karena Negara tetap membiayai yang akhirnya turun kepada masyarakat. Karena memang penyelenggaraan Pemilu sudah dianggarakan Negara sebagai subsisdi Pemilu,”jelasnya.
Di bagian lain Anto menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng yang lebih tinggi dari rata-rata nasional tahun 2022 yakni 19.13 persen adalah salahsatu indicator kemajuan sebuah daerah. Jika dilihat komponen pertumbuhan ekonomi, maka ada pengeluaran konsumsi rumah tangaa, investasi, ekspor dan impor serta pengeluaran pemerintah dan subsidi.
“Jika pertumbuhan ekonomi tinggi maka konsumsi juga meningkat. Jika konsumsi meningkat maka pendapatan masyarakat juga juga kian bagus. Lalu jika pertumbuhan ekonomi di Sulteng tinggi maka investasi pertumbuhan ekonomi mencapai 19persen berarti banyak investasi yang masuk. Lapangan kerja terbuka dan nilai tambah juga ikut bagus,”jelasnya (TIM)