SULTENG,CS – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memproyeksikan prakiraan pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2023 di tengah masih adanya ancaman resesi ekonomi global.
Kepala Perwakilan BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat menjelaskan, ekonomi Sulteng pada triwulan III 2022 didominasi sektor industri pengolahan sebesar 41,56persen, pertanian 15,45persen dan pertambangan 15,41persen.
Karena itu pertumbuhan ekonomi Sulteng pada tahun 2023 diprakirakan masih akan tetap tumbuh tinggi, seiring dengan perkiraan tingginya kinerja industri pengolahan dan pertambangan.
Menurutnya kinerja industri pengolahan, khususnya pengolahan nikel, masih akan tumbuh tinggi pada tahun 2023 seiring dengan tingginya permintaan stainless steel dan melonjak tajamnya permintaan baterai EV di tahun tersebut (World Stainless Steel Association).
Sejalan dengan tumbuh tingginya industri pengolahan, kinerja pertambangan menurutnya juga akan tumbuh signifikan.
“Selain dari pertumbuhan industri pengolahan, kinerja sektor pertambangan juga akan didorong semakin masifnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang akan meningkatkan kebutuhan bahan-bahan konstruksi dari Sulteng,”jelas Dwiyanto Cahyo Sumirat dalam temu pers, Jumat 27 Januari 2023 di Palu.
Meski demikian lanjut Dwiyanto, pertumbuhan ekonomi Sulteng dapat tertahan seiring dengan adanya potensi disrupsi dari sisi pertanian yang dipengaruhi kenaikan harga pupuk dan energi global yang dapat menghambat produksi pertanian.
Di bagian lain, peran masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulteng salah satunya tergambar dalam konsumsi Rumah Tangga (RT)
Berdasarkan data BPS, konsumsi RT mencakup 27,09persen dari struktur ekonomi Sulteng pada triwulan-III 2022, salah satu yang tertinggi setelah ekspor (109,35persen) dan investasi (47,69persen).
Peran yang masyarakat dalam mendorong ekonomi Sulteng adalah dengan meningkatkan konsumsi RT khususnya yang berkaitan dengan produk dalam negeri. Sehingga nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulteng khususnya dari sisi permintaan.
Konsumsi RT kedepan sebut Anto, sapaan akrab Kepala BI Sulteng, diprakirakan juga akan lebih tinggi. Itu sejalan dengan dicabutnya status PPKM sehingga mobilisasi semakin bebas dan perputaran roda ekonomi masyarakat akan lebih cepat.
Optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang semakin positif, didukung dengan meningkatnya penghasilan menyusul adanya kenaikan UMP tahun 2023 sebesar 8,73persen dan ketersediaan lapangan kerja yang lebih baik pada sektor ekonomi utama di Sulteng.
Sementara itu, ketersediaan barang kebutuhan RT dengan jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau yang tercermin dari tingkat inflasi yang semakin rendah dan stabil turut menjaga momentum perbaikan konsumsi rumah tangga di tahun 2023 mendatang (**/TIM)