SULTENG,CS – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) telah memiliki strategi mitigasi dalam mendukung progam pengendalian perubahan iklim melalui pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Startegi itu tertuang melalui visi “Gerak Cepat Menuju Sulteng Lebih Sejahtera dan Lebih Maju” dengan salah satu misi menjaga harmonisasi manusia dan alam, antar sesama manusia sebagai wujud pembangunan berkelanjutan.
Demikian Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulteng, Novalina, mewakili Gubernur Sulteng dalam Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Gedung Pogombo Kompleks Kantor Gubernur Sulteng, Senin 13 Maret 2023.
Dari strategi tersebut kata Novalina, Pemprov Sulteng telah membuat beberapa perangkat/regulasi untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi itu. Diantaranya adalah Dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) GRK Sulteng dan masterplan pertumbuhan ekonomi hijau berbasis Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan.
Selain itu program nyata Pemprov Sulteng adalah pengendalian kebakaran hutan dan lahan khususnya di lahan kritis, optimalisasi pengelolaan perhutanan sosial, rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan konservasi SDA dan ekosistem, pengelolaan daerah aliran sungai serta aksi nyata lainnya yang sejalan dengan Kementrian LHK.
Selanjutnya Pemprov Sulteng juga telah melakukan integrasi program iklim dalam indikator RPJMD serta Renstra, sesuai dengan sasaran strategis. Yaitu perhutanan sosial, rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Gubernur kata Novalina berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, Akademisi, pelaku usaha serta para pihak terkait lainnya dapat bekerja bersama secara kolektif melalui aksi percepatan dan implementasi langkah-langkah mitigasi domestik serta peran penting untuk melindungi, melestarikan dan memulihkan alam dan ekosistem dalam memberikan manfaat untuk adaptasi dan mitigasi iklim sambil memastikan perlindungan sosial dan lingkungan.
Kegiatan sosialisasi lanjut Novalina merupakan salah satu langkah awal penyebarluasan informasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 khususnya di Sulteng.
Kegiatan sosialisasi ini akan dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Provinsi Sulawesi Tengah, yang bertujuan untuk menyusun suatu dokumen perencanaan yang menjabarkan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan tahun 2030 di Sulteng.
“Kami sangat mengapresiasi atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan KLHK RI serta partisipasi serta kontribusi seluruh stakeholder dalam penyelenggaraan kegiatan hari ini,”tutup Novalina.
Kepada wartawan, Novalina mengaku tindak lanjut atas dukungan terhadap program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 secara teknis akan dibahas dan disusun bersama dalam workshop yang digelar Selasa 14 Maret 2023 di Hotel Best Western Palu.
“Tiga hal tadi harusnya menjadi konsen pemerintah provinsi besok (Selasa-red) dalam penyusunan rencana strategis sehingga betul-betul bisa terimplementasi dalam program rencana aksi kita,”jelas Novalina.
Termasuk sebut Novalina dengan kebijakan deforestasi dan pertanian yang perlu disinergikan dengan sektor pertanian sehingga kebijakan rencana aksi bisa disusun bersama dalam workshop tersebut.
Selanjutnya Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK RI, Ruandha Agung Sugardiman secara umum menjelaskan tujuan progam Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
Kepada wartawan Ruandha mengatakan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah kondisi dimana serapan sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya sudah melebihi emisi dari yang dihasilkan sektor FOLU. Sehingga tahun 2030 serapan Indonesia dari hutan Indonesia sudah lebih besar dari emisinya.
Jika hal tersebut terus menerus berlangsung, maka akan mendorong terjadinya NET Zero Emisi untuk seluruh sektor dari Indonesia.
“Sehingga komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi dari ke lima sektor ini akan terjadi pada tahun 2030,”jelas Ruandha
Kegiatan FOLU Net Sink ini jelasnya adalah bagaimana upaya mengurangi emisi GRK Indonesia. Emisi tersebut bersumber dari kebakaran hutan dan deforestasi (Penggundulan hutan).
Kemudian aksi bersama bagaimana harus mempertahankan hutan-hutan Indonesia dan menambah tutupan hutan tersebut.
“Peran masyarakat salahsatu contohnya adalah tidak melakukan pembakaran hutan karena itu menjadi sumber besar emisi kita. Kita juga menjaga agar tidak terjadi perambahan-perambahan ilegal. Ini harus ditegakkan,”paparnya.
Oleh sebab itu, salahsatu upaya dalam ruang lingkup FOLU Net Sink adalah bagaimana meningkatkan kegiatan -kegiatan melalui pendekatan hukum.
“Nah harus kita melanjutkan kegiatan-kegiatan yang sudah tertera UUJK. Kita tetap menuju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi tetap mempertahankan agar lingkungan kita tetap baik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kita,”ujarnya.
Sementara terkait dengan penetapan kawasan cagar biosfer dunia di Kabupaten Sigi, Suandha mengaku hal itu sangat berkaitan erat dengan program Indonesia’s FOLU Net Sink.
“Karena salahsatu ruang lingkup dari FOLU Net Sink yang nomor 11 adalah keanekaragaman hayati. Artinya itu sangat berkaitan erat dengan penetapan kawasan biosfer tadi. Ya bagai kita melindungi biosfer di Sulteng ini,”demikian Suandha (TIM).