PT Sapta Unggul Diduga Asal-Asalan Kerjakan Proyek Jalan Siuna-Bualemo

Kondisi jalan poros Siuna-Bualemo yang berbaderol Rp60 Miliar yang dikerjakan PT Sapta Unggul. (FOTO : channelsulawesi.id)

BANGGAI, CS – Proyek rekonstruksi ruas jalan Siuna – Bualemo Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terindikasi dikerjakan asal asalan oleh pihak PT Sapta Unggul, selaku pemenang tender.

Berdasarkan pantauan langsung wartawan Channelsulawesi.id, Rabu 2 Agustus 2023, dalam pengerjaan proyek senilai Rp 60 miliar lebih tersebut, pihak kontraktor tidak mengerjakannya sesuai dengan tahapan pelaksanaannya.

Berdasarkan papan informasi proyek yang terpajang menyebutkan, alokasi anggaran proyek peningkatan ruas jalan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Tengah tahun anggaran 2022 sampai dengan 2024.

Baca Juga :  Tarian Paguyuban Suku Sasak Lombok Desa Koninis Memukau Event International

Yang mana, proyek rekonstruksi jalan tersebut berdasarkan perencanaannya sekitar 30 an kilo meter dengan jangka waktu pelaksanaan selama 18 bulan sejak 27 Januari 2023 sampai 19 Juli 2024.

Berdasarkan pengakuan sejumlah pengendara saat itu, mereka berpendapat, jika dibandingkan dengan pengerjaan proyek jalan dibeberapa tempat, sangat jauh berbeda dengan pengerjaan ruas jalan yang ada di Wilayah Kepala Burung (istilah Kecamatan Bualemo).

Menurut mereka, jika pihak kontraktor pelaksana terus melanjutkan pengerjaan dengan cara mereka tanpa mengikuti tahapan pelaksanaan yang sesuai, maka bisa dipastikan ruas jalan tersebut tidak bisa bertahan lama, dan mungkin saja belum capai 1 tahun sudah rusak kembali.

Baca Juga :  Desak Keluarkan PT Indocater, JARRI Menggugat Demo PT DSLNG dan PT PAU

Salah seorang konsultan pengawas rekonstruksi di Kabupaten Banggai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, jika melihat cara kerja PT Sapta Unggul, dalam pekerjaan tersebut, maka ada banyak tahapan yang diabaikan.

Menurutnya, pada pengerjaan proyek rekonstruksi seperti ini, pihak kontraktor pelaksana wajib melaksanakan tahapan yang sudah ditetapkan dalam kontrak. Seperti material yang digunakan dan pekerjaan pergerasan aspal lapis pengikat.

Hanya, kalau melihat cara kerja perusahaan dalam proses pengerjaannya saat ini, seakan mereka tidak melaksanakan itu. Sebab bahan tambahan campuran selain aspal minyak yang berfungsi sebagai lapisan perekat sepertinya menggunakan bahan lain. Sehingga, tidak terlihat adanya lengketan pada benda apapun termasuk ketika kendaraan melintasinya.

Baca Juga :  Ratusan Buruh "Serbu" DPRD Banggai

Tak hanya soal pengerjaan jalan saja, namun beberapa pembuatan pelat duiker diduga dikerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) oleh pihak pelaksana. (AMLIN)

Pos terkait