PALU, CS – Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah kembali menggelar Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI). Genre, judul dan tema film yang dilombakan berbeda setiap tahun. Tahun 2023 ini, film pendek Islami yang dilombakan adalah film dokumenter. Sebelumnya film Islami (2022) dan film animasi (2021).
Ketua Pelaksana KFPI Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, H. Sofyan Arsyad mengatakan KFPI diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia mulai April hingga September 2023. Mengusung tema “Agama, Budaya dan Kerukunan Bangsa”, ivent tahunan di lingkungan Bimbingan Masyarakat Islam ini memperebutkan total hadiah Rp 15 juta bagi tiga film terbaik.
Pendaftaran dimulai sejak akhir April 2023 lalu dan berakhir 31 Agustus 2023. Namun, panitia berencana memberikan tambahan waktu hingga awal September 2003.
“Jadi, masih ada waktu. Silahkan daftarkan film terbaikmu,” ajak Sofyan.
Sesuai skedul Subdit Seni Budaya dan Siaran Keagamaan Islam (SBSKI) Kemenag RI, penjurian film wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan tanggal 11 sampai dengan 13 September 2023. Para juri berasal dari berbagai kalangan yakni, seniman/budayawan, influenser/MMA, Ahli IT/akademisi, Pegiat Perfilman dan juri pusat yang ditunjuk oleh Kemenag RI.
Beberapa aspek menjadi fokus penilaian dewan juri. Pesan yang disampaikan, misalnya, harus sesuai dengan tema dan tidak memicu pertentangan/permusuhan SARA. Selain itu, juri akan menilai aspek orisinalitas karya film, kualitas gambar dan tata suara (audio).
Menurut Sofyan, lomba film pendek Islami merupakan bagian dari kreatifitas dalam bidang dakwah dan seni budaya Islam. Karena bagi kalangan milenial khususnya, dakwah bukan lagi sebatas ceramah di atas mimbar.
“Film pendek pun dapat dijadikan media dakwah, sepanjang dikemas dengan baik dan menarik menggunakan teknologi informasi,” ujarnya.
Ivent KFPI terbuka untuk umum. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, peminat KFPI di Sulawesi Tengah cukup besar. Mereka rata-rata berusia muda, dan berasal dari berbagai kalangan seperti siswa, mahasiswa, guru, penyuluh agama dan sineas muda. Bukan sebatas kota Palu. Peserta Luwuk, Tolitoli dan Parigi Moutong juga tak ketinggalan ikut berkompetisi. **