PALU,CS – Klakson kendaraan terdengar hampir setiap saat di ruas Jalan Merpati Kota Palu. Suaranya bersahutan dengan umpatan pengendara yang kesal. Beberapa saling berbentak lantaran ingin saling mendahului.
Dari lorong Merpati 1, menuju SMP Al Ashar, kemacetan parah terjadi saban pagi dan sore hari. Puluhan kendaraan roda empat milik orang tua siswa SMP Al Ashar hilir mudik menjemput anak-anaknya.
Aktivitas itu terjadi di jalan Merpati 1 yang lebarnya hanya sekitar 3 meter. Bila dua roda empat berpapasan, maka terhentilah semua aktivitas lalu lintas, sampai ada salahsatunya yang mengalah dan memilih mengatrek mundur mobilnya.
Dari dalam lorong Merpati 1 ini ratusan kendaraan dari pemukiman warga juga hilir mudik setiap saat menuju jalan Merpati. Lorong Merpati 1 Ini salah satu akses jalan terdekat menuju Jalan Merpati selain dari Jalan Suralele yang terletak di sisi Utara menembus jalan Lagarutu. Tapi warga memilih lorong Merpati 1 karena jaraknya lebih dekat.
Sebulan belakangan, kemacetan kian menjadi-jadi. Apalagi ketika pekerjaan penggalian sedang berjalan bersamaan dengan waktu antar jemput anak sekolah SMP Al Ashar dan aktivitas warga dari pemukiman.
Bila cuaca sedang panas dan angin berhembus kencang, pengendara motor mesti menutup hidungnya lantaran debu dari material tanah hasil galian pipanisasi proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Uveta yang telah berjalan sekira sejak Juli 2023 silam.
Jika musim penghujan, maka ruas jalan sempit ini menjadi becek. Tumpukan material yang terkena air luber ke jalan menjadi lumpur.
Pemandangan ruas jalan Merpati dan jalan lorong Merpati 1 sejak adanya pekerjaan proyek SPAM ini tidak karu-karuan. Fisik jalan terlihat porak-poranda karena sisi kiri dan kanan jalan yang digali untuk saluran pipa. Material galian menumpuk membuat jalanan menyempit.
Pekerjaan penggalian dilakukan siang malam cukup mengganggu aktifitas lalu lintas warga. Penyelenggara proyek tidak melakukan rekayasa jalan karena hanya jalan itu satu-satunya yang menjadi andalan dari ribuan warga dari pemukiman baru.
Oleh para penggali, material tanah hasil galian memang kembali ditimbun setelah pipanya terpasang. Tapi, kondisinya tidak lagi sama seperti sedia kala karena menyisakan gundukan setiap sisi jalan. Beberapa warga yang rumahnya dilintasi galian pipa SPAM ini terpaksa harus merapikan sendiri gundukan material itu. Sedangkan pada lahan kosong, material yang dikembalikan tadi dibiarkan begitu saja dengan tumpukan tanah kecil.
Proses penggalian saluran pipa yang terlihat dari para pekerja dimulai dengan melakukan cutting atau pemotongan aspal tiap sisi menggunakan mesin khusus. Lalu untuk menanam pipa, tanah digali seukuran kurang lebih 30cm. Material hasil galian tanah diletakkan ke jalan. Setelah itu gundukan tanah dikembalikan untuk menimbun pipa yang sudah terpasang. Inilah pemicu penyempitan jalan. (TIM).