TOLITOLI,CS – Senin 8 Juni 2020 silam, warga Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah (Sulteng) pernah dihebohkan dengan peristiwa kematian Kepala Desa (Kades) Pangi Kecamatan Baolan, Rahman (32) bersama keluarganya bernama Kahar (35).
Jenazah keduanya ditemukan mengapung di laut, tepatnya Tanjung Kelurahan Nalu Kecamatan Baolan. Sebelumnya kedua korban dilaporkan hilang di periaran Tanjung Tolitoli saat tengah mencari ikan dengan menggunakan pukat pada Sabtu malam 6 Juni 2020 silam. Kedua korban akhirnya ditemukan setelah 2×24 dilakukan pencarian oleh tim Basarnas.
Hampir tiga berlalu, sejumlah kejanggalan mulai menyeruak. Beberapa kejanggalan di antaranya diungkap mantan Camat Baolan, Baharuddin yang kala itu menjabat saat mendiang Rahman juga menjabat sebagai Kades Pangi.
Kepada media ini Baharuddin mengaku menyayangkan sikap istri mendiang yang menolak dilakukan outopsi terhadap jenazah suaminya. Sehingga pihak keluarga kedua korban langsung memutuskan untuk dimakamkan setelah ditemukan tepat pukul 07.00 WITA.
Baharudin juga mengungkapkan kejanggalan lain. Sebelum ditemukan tewas, menurutnya pernah sekali waktu mendiang Kades Pangi menghubunginya melalui sambungan telefon. Dari balik telefon itu mendiang Rahman mengakui dirinya mendapat ancaman pembunuhan dari seseorang.
Kalau itu beber Baharuddin, ia menganggap keluhan itu hanya keluhan biasa saja yang dilontarkan mendiang Kades, sehingga merasa tidak perlu menanyakan siapa orang yang mengancamnya.
Sebaliknya Baharuddin mengakui, kala itu dia hanya memberikan sugesti kepada sang Kades.
“Saat itu saya hanya bilang bahwa pak Kades sebagai laki-laki serta pemimpin di desa tidak boleh takut. Karena yang berhak mencabut nyawa kita hanya Allah SWT,”kenang Baharudin.
Baharuddin lalu menceritakan sebuah sengkarut peristiwa yang bisa dianggap sebagai sebuah kejanggalan. Kala itu dalam sebuah proses rencana perekrutan pajabat Sekretaris Desa (Sekdes) Pangi. Bahwa selaku Kades, mendiang Rahman saat itu menerapkan aturan fit and propertes terhadap calon Sekdes. Hal itu dilakukan untuk mencari beberapa kriteria agar Sekdes terpilih nantinya benar-benar teruji untuk membantu kinerja Kades.
Atas inisiatif mendiang Kades Rahman dilaporkan kepada dirinya saat itu, maka selaku Camat, Baharuddin lantas membentuk tim penguji dari kecamatan untuk melakukan fit and propertest hingga ditetapkan satu Calon Sekdes terpilh.
Akan tetapi, ada satu orang peserta calon Sekdes yang dinyatakan tidak lolos seleksi complain terhadap hasil perekrutan itu. Lalu peserta bersangkutan meminta DPRD Tolitoli melakukan hearing. Kalah itu Wakil Ketua DPRD Tolitoli, Hi Asiz Bestari diketahui yang menerima usulan hearing tersebut.
Berangkat dari kejanggalan-kejanggalan itu, maka kata Baharuddin, ada beberapa indikasi yang bisa dijadikan dugaan kuat bahwa kedua orang tersebut tewas dibunuh.
“Saya ingin pihak berwenang menelusuri informasi kejanggalan itu. Lalu melidik kembali kasus penyebab yang sebenarnya dibalik kematian Kades dan keluarganya itu,”ungkap Baharuddin, Selasa 10 Oktober 2023.
Terlebih lagi tambah Baharuddin, satu waktu, istri mendiang Kades Pangi juga pernah mendatangi ruangannya sambil menangis dan berkata suaminya dibunuh.
“Pak Camat suami saya dibunuh,”ujar Baharuddin menirukan perkataan istri Kades Pangi.
Oleh sebab itu, Baharuddin berharap sekiranya pihak aparat penegak hukum bisa kembali mengusut kasus tersebut dengan melibatkan pakar untuk menguak penyebab sesungguhnya dibalik kematian Kades Pangi tersebut.
“Saya berfikir tidak ada salahnya polisi melibatkan ahli untuk menguak kembali peristiwa janggal dibalik tewasnya kepala Desa Pangi yang masih penuh dengan teka- teki ini,”pungkas Baharuddin (Armen Djaru)