PALU, CS – Setelah melaunching Program Bioflok masuk pesantren (Biotren) di Pondok Pesantren (Pones) Madinatul Ilmi Dolo tahun 2022. Tahun ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Bidang Budidaya, Pengolahan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) kembali melaksanakan di Ponpes Raoddhatul Jannah, Desa Tada Timur, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).
Kepala Bidang Budidaya, Pembinaan dan Pengolahan Hasil Perikanan, H. Mohammad Syafar DB menyampaikan, Program Biotren dimulai perencaannya sejak Tahun 2021, dan pelaksanaanya Tahun 2022. Teknologi bioflok itu diarahkan ke pesantren, karena pesantren merupakan pusat kegiatan umat, yang mana santrinya tidak hanya mendapat pendidikan, tetapi diajarkan sosial ekonomi.
“Porgresnya tiap tahun terus kami laksanakan, tahun ini Biotren kami laksanakan di Ponpes Raoddhatul Jannah, Desa Tada Timur, Kabupaten Parimo,” ucap H. Mohammad Syafar, di ruang kerjanya, Rabu 11 Oktober 2023.
Menurut Syafar, bioflok yang dilaksanakan di Dolo berjalan sukses, sehingga tahun ini pihak pengelola meminta lagi pembinaanya. Namun, pihak DKP baru memenuhinya di tahun berikutnya, karena kesiapan anggaran tahun ini bidangnya hanya melaksanakan Bimtek di beberapa kabupaten yang memang ada keterkaitannya dengan kegiatan lain di luar Biotren.
“Misalnya kegiatan budidaya untuk masyarakat miskin, kegiatan yang kerjasama dengan TNI AD, yang tahun kemarin kita laksanakan di Donggala. Tahun ini tindaklanjutnya di Tokorondo, Kabupaten Poso. Disana pusat bantuan kerjasama TNI AD/Polri dengan DKP, untuk pusat pengembangan rumput laut,” terangnya.
Kata pria yang akrab sisapa Syafar itu, dalam melaksanakan itu ada Bimteknya. Dalam Bimtek itu ada penyiapan sarana rumput laut dengan kegiatan budidaya yang lain. Diantaranya, bioflok untuk umum dan bioflok untuk pesantren, dan bantuan-bantuan sosial lain yang berkaitan dengan pengembangan budidaya.
Khusus Biotren ini, lanjut Syafar, tahun ini pihaknya hanya masuk satu, karena anggaran terbatas, sehingga tahun depan akan kembali dimaksimalkan melebar ke dua kabupaten, Morowali Utara, Ponpes Alkhairaat Desa Wosu, dan Pesantren Alkhairaat Tolitoli.
“Itu dua lokasi untuk Biotren tahun 2024. Sebenarnya banyak sekali permohonan dari pesantren, tapi kami selektif. Kami lihat pesantren yang lembaganya betul-betul menampung santri yang banyak dan memiliki asrama tinggal, yang bisa membantu kegiatan ini berlangsung, karena kami laksanakan dengan Bimteknya,” tandasnya. **