MOROWALI, CS – Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) se Sulawesi menggelar rapat kerja wilayah (Rakerwil), di Aula Hotel Anunta Baru, Kelurahan Matano, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Jumat 20 Oktober 2023.
Rakerwil dibuka oleh Ketua Umum (Ketum) KSBSI Johanes Dartha Pakpahan, SH., MH.Hadir,
Sekjen KSBSI Hendrik Hutagalung, SH, Korwil KSBSI Sulteng, Henri Hutabarat, SH, Ketua DPC Fikep KSBSI Morowali Sahlun Sahidi, HRD PT IMIP Syafaruddin dan Kabid Hubungan Industrial Galib Azis.
Dalam kesempatan ini, Sahlun Sahidi menuturkan, Rakerwil ini merupakan kegiatan terbesar yang pernah dilakukan di Kabupaten Morowali sepanjang KSBSI terbentuk di Kabupaten Morowali dan saat ini telah beranggotakan kurang lebih 4 ribu orang.
“Ini adalah kebanggaan buat KSBSI Kabupaten Morowali yang sudah diberikan kesempatan menyelenggarakan Rakerwil se Sulawesi. Kebanggaan yang lain oleh karena untuk pertama kalinya bisa bertatap muka langsung dengan bapak Ketua Umum,” ucap Sahlun.
Disebutkan Sahlun, melalui Rakerwil ini KSBSI Morowali akan membicarakan kaitan dengan isu-isu yang sedang berkembang di daerah hingga isu pada tingkat nasional. Dan selama ini, KBSBI juga terus aktif dalam memperjuangkan permasalahan yang dialami buruh.
“Sementara mengenai laporan kepanitian berkenaan dengan pendanaan anggaran kegiatan bersumber dari Dinas Tenaga Kerja, BPJS Tenaga Kerja, BPJS Kesehatan, PT IMIP serta dari PT Sinar Kajuari dan iyuran keanggotaan,” urainya.
“KSBSI di Morowali, ada di PT IMIP dan satu lagi sudah terbentuk yakni di kawasan PT IHIP,” tambah Sahlun.
Ditempat yang sama, Johanes Dartha Pakpahan menyampaikan.bahwa terlaksananya Rakerwil di Kabupaten Morowali, karena hal ini merupakan salah satu kesepakatan yang menjadi permintaan peserta Kongres.
“Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini, kita bisa memulai kebangkitan dan betul-betul menciptakan hubungan industrial yang harmonis,” ungkapnya.
Dijelaskannya, pertemuan di Rakerwil ini untuk membahas apa yang menjadi strategi dan program yang akan dibangun kedepannya. Diketahui bahwa setiap daerah berbeda-beda kebutuhan dan juga memiliki kebijakan lokal masing-masing.
“Pertemuan seperti ini salah satunya yang dapat kita lakukan, yakni untuk menyamakan persepsi,” sebutnya.
Diingatkannya, bahwa KSBSI sedang mencoba gaya baru, perubahan zaman saat ini membutuhkan perubahan pola pikir dan salah satu prinsipnya KSBSI dalam melakukan aksi Demo yakni permasalahan harus tuntas.
“KSBSI kalah jumlah dengan federasi lainya. Tapi jika bicara demo, harus tuntas,” tandas Ketua Umum KSBSI. (MRM)