Kementan SK kan Bawang Parimo Komoditas Unggulan Sulteng

Ilustrasi Bawang (FOTO : Pixabay.com)

PARIMO, CS – Kementerian Pertanian saat ini mengakui bawang Parigi Moutong (Parimo) menjadi komoditas unggulan Sulawesi Tengah (Sulteng), karena memiliki dua varietas lokal, yakni bawang merah Palasa dan Bawang Merah Tinombo yang banyak digunakan untuk bahan baku bawang goreng.

Komoditas lokal ini diakui sebagai komoditas unggulan berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 480/Kt/LB.240/8/2004 tentang pelepasan varietas palasa sebagai unggulan nasional.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Program IP 400 Kementerian Pertanian akan Diuji Coba di Parimo Sulteng

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun, mengatakan, untuk meningkatkan produksi ke depan, strategi dilakukan yakni penguatan benih bersertifikasi, penggunaan pupuk yang seimbang, termasuk penguatan alat dan mesin pertanian (alsintan).

“Penguatan kelembagaan, optimalisasi pelayanan penyuluhan serta pemanfaatan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) pertanian. Ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan,” ungkapnya saat dihubungi Jum’at (17/11).

Kata dia, pemerintah Provinsi Sulteng optimis produksi komoditas bawang merah petani setempat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daerah pada Desember 2023.

“Sejak Januari hingga November tahun ini produksi bawang merah petani lokal sebanyak 2.163 ton,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Jumat.

Baca Juga :  KPU Tetapkan Amrullah dan Ibrahim Sebagai Peserta Pilkada Parimo 2024

Ia menjelaskan, dengan jumlah produksi yang ada saat ini perlu digenjot supaya kebutuhan lokal dapat terpenuhi, yang mana kebutuhan per tahun daerah sebanyak 5.187 ton dengan jumlah penduduk Sulteng sekitar 3,2 juta.

Saat ini kebutuhan bawang merah yang harus dipenuhi sekitar 3.024 ton hingga bulan depan, meski di tengah fenomena El Nino petani tetap bertahan melakukan produksi dan dampak perubahan iklim ini belum terlalu signifikan mempengaruhi.

“Saya mengapresiasi petani hingga saat ini masi bisa berproduksi, apa lagi berbicara pertanian bawang tentu harus didukung dengan air yang cukup, di tengah kekeringan melanda petani mampu mempertahankan produksinya meskipun terjadi perlambatan,” ujarnya.

Baca Juga :  Parimo Panen Raya Padi

Dengan jumlah produksi yang ada, ia yakin petani mampu menghasilkan bawang umbi kering panen (UKP) untuk menutupi kekurangan.

Ia menambahkan, Pemprov Sulteng melakukan upaya intervensi dalam mendukung peningkatan produksi melalui bantuan sarana dan prasarana pendukung, salah satunya yakni benih maupun sarana produksi (Saprodi) pertanian.

“Sulteng memiliki tujuh daerah sentra tanaman hortikultura bawang merah diantaranya Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Banggai, Sigi, Morowali, Donggala dan Kota Palu,” pungkasnya. (AHMAD DANI)

Pos terkait