PALU,CS – Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Kesbangpol) Sulteng, Arfan, mengemukakan moderasi beragama merupakan tugas bersama bukan cuma pemerintah. Tugas ini butuh saling sinergi antara semua elemen masyarakat. Dengan begitu, cita-cita pembangunan bisa diwujudkan bersama.

Demikian Arfan, mewakili Gubernur Sulteng, membuka Forum Group Discussion (FGD) penguatan moderasi beragama yang digelar bersama antara Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Jaringan Penggerak Moderasi Beragama (JPMB), Sabtu 24 Februari 2024 di Aula Kantor Kemenag Palu.

Kesbangpol menurutnya mempunyai salahsatu program kerja yaitu pembinaan masyarakat. Maka terhadap kegiatan FGD ini, Arfan berterima kasih. Ia juga berterimakasih kepada masyarakat atas partisipasi dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu secara aman dan lancar.

“Ini kesadaran masyarakat yang sudah tinggi karena partisipasi tinggi. Keamanan juga terjaga,”ujarnya.

Arfan mengatakan, Provinsi Sulteng termasuk daerah yang masyarakat memeluk kepercayaan pada banyak keyakinan agama. Dari situ pula terbentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang selalu bermitra dengan pemerintah untuk menjaga moderasi.

“Moderasi beragama intinya toleransi. Kami berhat kegiatan seperti ini bisa ditingkatkan lebih besar bila perlu mengahdirkan peserta lintas daerah,”harapnya.

Dalam kesempatan itu, Arfan menyinggung salahsatu persoalan mendasar di Sulteng khususnya Kota Palu. Persolan mendasar itu adalah penyalahgunaan narkotika dan tawuran. Sejauh ini beber Arfan, Kota Palu masuk dalam rangking 4 penyalahgunaan narkotika.

“Masalah ini mungkin perlu juga didiskusikan dalam FGD ini,”harapnya lagi.

Ketua FKJ, M Rizal sebelumnya mengatakan moderasi beragama saat ini sudah massif disuarakan melalui media sosial.

Karena itu pihaknya merasa penting melakukan kegiatan ini untuk penguatan moderasi beragama dikalangan pelajar dan mahasiswa karena hal ini merupakan prinsip dalam konteks kehidupan beragama di Indonesia.

“Praktek ini dapat menjadi tameng dalam situasi perkembangan globalisasi dimana banyak faham pemecah umat,”katanya.

Namun FGD menurutnya bukan hanya sekedar kegiatan seremonial. Diharapkan kedepan peserta FGD mampu menjadi pendobrak dan penggerak akan pentingnya modernisasi beragama kepada masyarakat.

“Kami berharap materi FGD ini bisa mengakar untuk kemudian menjadi penggerak menjaga nilai toleransi dalam beragama. Kita punya peran penting untuk menjaga itu,”hadapnya.

Selain Arfan, narasumber dalam FGD moderasi beragama dengan tema manifestasi nilai keagamaan dalam bingkai ke-bhinekaan ini antara lain Rektor UIN, Kepala Kemenag Palu, Nasaruddin L Midu dan Dirintel Polda Sulteng mewakili Kapolda Sulteng.

Peserta FGD dari kalangan santri, pelajar dan aktifitas pemuda Sulteng.

Dalam kesempatan itu peserta mendeklarasikan komitmen untuk berperan aktif menjaga Pancasila,UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan keutuhan NKRI

Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam kebhinekaan dalam semangat, gotong royong, persaudaraan, kerukunan dan keadilan

Saling bekerjasama dalam menjaga rasa aman, tentram dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.

Menjaga nilai-nilai luhur agama dan kepercayaan bangsa Indonesia dalam harmonisasi,kasih sayang dan welas asih sesama manusia.

Menolak faham faham radikal berbahaya dan segala bentuk teror yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.(TIM).