PALU, CS – Ketua Fraksi Partai NasDem dan Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu, menyoroti rencana Pemerintah Kota Palu yang akan menghadirkan 24 unit Bus Trans Palu untuk pelayanan transportasi kepada masyarakat.
Pelayanan transportasi bus tersebut merupakan kerjasama Pemerintah Kota Palu dengan PT. Bagong Transport.
Ketua Fraksi NasDem, Muslimun, mengatakan bahwa kegiatan sudah mau teken kontrak dengan pihak ketiga, tapi belum pernah dibahas di DPRD.
“Aneh juga, padahal DPRD bertugas untuk mengesahkan. Program bus ini melekat di mana?” tanya Muslimun, di Palu, Rabu 17 Juli 2024.
Menurut politisi yang akrab disapa Kimun itu, anggaran untuk program itu belum ada dibicarakan, dan anggaran di perubahan belum juga masuk.
“Semua teman-teman di DPRD tidak tahu makanya jadi aneh juga. Tahun politik kebijakan jadi aneh-aneh,” tambah Muslimun.
Ketua Fraksi Demokrat, Abdurahim Nasar Al Amri, pun mengkritik. “Ini saya lihat sama kaya mobil sampah nanti,” celetuk pria yang akrab disapa Wim itu.
Sebelumnya, Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, didampingi sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, meninjau langsung progres pengerjaan Bus Trans Palu, di Karoseri Bus Trans Palu, bengkel PT Tentrem Sejahtera, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa 16 Juli 2024.
Pengerjaan Bus Trans Palu kini sudah mencapai 70 persen dan rencananya akan dilakukan uji coba di awal Agustus 2024. Wali kota menyatakan, bus yang berkapasitas sekitar 35 penumpang dengan 21 kursi tempat duduk ini, akan resmi beroperasi di Kota Palu pada bulan Oktober 2024 mendatang.
“Total unit yang akan beroperasi nanti sebanyak 24 unit dan 2 unit cadangan, serta dilengkapi dengan control room yang bisa memantau titik lokasi dan jadi titik pusat komunikasi dengan driver bus,” kata wali kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Palu, Trisno Yunianto, mengungkapkan pelayanan transportasi Bus Trans Palu tersebut merupakan kerjasama dengan PT. Bagong Transport. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Palu bukan melakukan pengadaan bus, akan tetapi membeli jasa pelayanan dari PT. Bagong Transport melalui sistem Buy The Service (BTS).
“Ini bukan pengadaan kendaraan ya, ini pembelian jasa pelayanan dari PT. Bagong Transport,” ungkap Kadis Trisno.
Berkaitan dengan kerjasama tersebut, lanjut Kadis, Pemerintah Kota Palu hanya menyiapkan halte dan bus stop, kemudian membayar per kilometer dari bus yang jalan.
“Mau biaya kendaraan, mau kendaraannya, mau BBM-nya, PT. Bagong Transport yang siapkan. Pemda taunya terima beres dan pelayanan angkutan umum dan angkutan massal di Kota Palu berjalan,” jelas Kadis. *