Pelabuhan Donggala Disiapkan Jadi Market Pelayanan Kargo Multipurpose

Pelabuhan bongkar muat peti kemas Pantoloan. (Foto : Istimewa)

DONGGALA, CS – Menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Provinsi Sulawesi Tengah, pemerintah menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk membenahi infrastruktur yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya.

Pelabuhan Pantoloan, Donggala, dan Wani, yang sempat rusak karena terdampak gempa, kini dibangun dan diperbaiki oleh Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi pelabuhan dalam melayani mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di Kota Palu dan sekitarnya.

Bacaan Lainnya

Pelabuhan Pelni yang telah dibangun di Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, akan dimanfaatkan sebagai market pelayanan kargo multipurpose dengan kapasitas 170 ribu ton per tahun. Selain itu, pelabuhan ini juga akan melayani curah kering (dry bulk cargo) dan kapal penumpang, termasuk kapal Pelni, tol laut, dan perintis.

Sementara itu, Pelabuhan Wani akan difokuskan untuk pelayanan terminal multipurpose yang meliputi agrikultur, angkutan ternak, dan kapal negara. Sedangkan, Pelabuhan Pantoloan Palu akan digunakan untuk bongkar muat peti kemas.

Seiring dengan rencana beroperasinya Pelabuhan Banawa di Kabupaten Donggala, akan terjadi perpindahan aktivitas pelabuhan penumpang dari Pelabuhan Pantoloan ke Pelabuhan Donggala. Namun, rencana ini sempat memunculkan isu penolakan karena dianggap merugikan kelompok buruh bagasi di Pelabuhan Pantoloan.

Berdasarkan penelusuran, pengurus Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) menuturkan bahwa kelompok TKBM Pantoloan tidak terlibat dalam penolakan tersebut. Pada bulan Juni, pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) telah mengadakan pertemuan dengan pihak TKBM dan buruh bagasi.

Dalam pertemuan tersebut, KSOP menawarkan untuk memfasilitasi mobilisasi buruh bagasi agar dapat bekerja di Pelabuhan Donggala jika pemindahan aktivitas kapal Pelni terlaksana. Namun, tawaran ini tidak diterima oleh kelompok buruh bagasi karena lokasi yang dianggap terlalu jauh dan mereka masih bisa mencari pekerjaan di depo PT Toloan untuk bongkar muat peti kemas.

Ketua TKBM menilai bahwa pertimbangan para buruh bagasi adalah lebih memilih mencari kerja di depo PT Toloan karena lokasinya lebih dekat dan lebih praktis bagi mereka. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam merelokasi aktivitas pelabuhan penumpang ke Pelabuhan Donggala.

Pelabuhan Donggala diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan layanan kargo dan penumpang, serta mendukung perkembangan ekonomi dan logistik di Sulawesi Tengah. *

YAMIN

Pos terkait