PALU, CS – Komunitas Bali transmigrasi di Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga kini belum menentukan sikap dukungan kepada calon gubernur yang akan bertarung dalam pemilihan mendatang.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya program atau gagasan dari calon gubernur yang menyentuh kebutuhan khusus masyarakat transmigrasi.
Hal tersebut disampaikan, Sekretaris Prajaniti Sulteng, I Gede Yogantara, melalui rilisnya diterima media ini, Jum’at 6 September 2024.
Pemuda Bali yang akrab disapa Kang Yoga itu mengatakan, hingga saat ini belum ada kandidat yang menawarkan program yang relevan dengan isu-isu penting bagi masyarakat transmigrasi, khususnya masyarakat Bali di Sulteng.
Kang Yoga mengungkapkan, ketidakpuasannya terhadap kurangnya komunikasi dari calon-calon gubernur mengenai rencana konkret untuk memajukan wilayah transmigrasi.
“Banyak masyarakat transmigrasi, khususnya dari Bali, bertanya kepada saya tentang arah pilihan kita. Namun, hingga kini belum ada program yang benar-benar menyentuh kebutuhan mereka,” ujarnya.
Mantan Ketua Pemuda Hindu Sulteng yang gagal di Pemilihan DPD RI Tahun 2018 lalu, dengan perolehan suara 71 ribu itu, menyoroti pentingnya perhatian terhadap wilayah-wilayah transmigrasi di Sulteng, yang sampai sekarang masih menunggu gagasan nyata dari calon-calon gubernur.
Kata dia, berdasarkan data tahun 2022, jumlah masyarakat Bali di Sulteng sekitar 190 ribu jiwa. Kehadiran masyarakat transmigrasi, seperti di Tolai, Kotaraya di Parigi Moutong, dan Toili, dan Banggai, memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan daerah.
“Program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat transmigrasi sangat penting untuk keberlanjutan dan perkembangan wilayah tersebut ke depan,” tandasnya. **