MOROWALI, CS – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Morowali mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Morowali, hingga September 2024, terdapat 58 orang yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
“Data menunjukkan bahwa di Puskesmas urutan pertama wilayah Kecamatan Bahodopi terdapat 33 orang yang terinfeksi HIV. Urutan kedua adalah wilayah Puskesmas Wosu, Kecamatan Bungku Barat, dengan 10 orang,” kata Kepala Bidang Pengelola Program HIV/AIDS pada DPPKB Kabupaten Morowali, Nurhana Palulu, dalam keterangannya, Jumat 6 September 2024.
Nurhana menyampaikan bahwa penyakit HIV/AIDS telah ditemukan di Morowali sejak tahun 2016 dan jumlah kasus baru terus direkap setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan kasus yang signifikan. Pada tahun 2023 tercatat sebanyak 62 kasus, sementara pada tahun 2024, hingga September, sudah mencapai 58 kasus. Hal ini menandakan peningkatan yang mengkhawatirkan karena belum mencapai akhir tahun.
“HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, membuat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi lain. Jika tidak diobati, orang yang terinfeksi HIV bisa bertahan hidup selama 9 hingga 11 tahun, tergantung pada tipe infeksinya,” tambah Nurhana.
Ia menjelaskan bahwa virus HIV/AIDS ditularkan melalui kontak seksual, darah, cairan vagina, dan ASI. Virus ini bekerja dengan menghancurkan sel-sel penting yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi. Sementara itu, HIV/AIDS belum dapat disembuhkan, tetapi pengobatan dapat membantu mengontrol penyebaran virus dan menjaga kekebalan tubuh.
“Di Kabupaten Morowali, fenomena homoseksualitas juga menjadi perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko penularan kepada pasangan. Kebanyakan penderita HIV/AIDS di Morowali berada di bawah usia 30 tahun, dengan masa inkubasi virus antara 5 hingga 10 tahun,” kata Nurhana.
Ia juga menekankan pentingnya skrining HIV untuk ibu hamil sebagai upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak. Saat ini, Puskesmas di Bahodopi bekerja sama dengan Polsek dan Babinsa setempat dalam pelaksanaan skrining dan edukasi.
Berdasarkan data kasus HIV/AIDS dari seluruh Puskesmas di Morowali, pada tahun 2023 tercatat 52 orang terinfeksi, sedangkan pada tahun 2024, jumlah ini meningkat menjadi 58 orang. Berikut data per Puskesmas:
Data Kasus HIV/AIDS Tahun 2023
- Puskesmas Ulunambo: 1 orang
- Puskesmas Kaleroang: 1 orang
- Puskesmas Lafeu: 2 orang
- Puskesmas Bahodopi: 31 orang
- Puskesmas Bahomatefe: 3 orang
- Puskesmas Bungku: 19 orang
- Puskesmas Fonuasingko: 1 orang
- Puskesmas Wosu: 1 orang
- Puskesmas Bahonsui: 1 orang
- Puskesmas Laantulajaya: 2 orang
Data Kasus HIV/AIDS Tahun 2024 (per September):
- Puskesmas Tanjung Harapan: 1 orang
- Puskesmas Lafeu: 2 orang
- Puskesmas Bahodopi: 33 orang
- Puskesmas Bahomatefe: 1 orang
- Puskesmas Bungku: 7 orang
- Puskesmas Wosu: 10 orang
- Puskesmas Bahonsui: 1 orang
- Puskesmas Laantulajaya: 3 orang
Nurhana menutup keterangannya dengan menyatakan bahwa edukasi dan pencegahan adalah kunci untuk mengurangi angka penularan HIV/AIDS di Morowali, terutama di kalangan generasi muda. Pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk lebih aktif dalam upaya pencegahan dan pengobatan agar jumlah kasus tidak terus meningkat. (MRM)