PALU, CS – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Perindo Kota Palu, Andono Wibisono, dicopot dari jabatannya secara tiba-tiba. Pencopotan ini diduga terkait aktivitas politik Andono yang dianggap tidak sejalan dengan arah dukungan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Perindo dalam Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2024.
Informasi tentang pencopotan Andono beredar melalui pesan elektronik yang berisi Surat Keputusan Nomor 3956/SK/DPP-PARTAI PERINDO/IX/2024, yang ditandatangani oleh Ketua Umum Angela Tanoesoedibjo dan Sekretaris Umum Ahmad Rofiq pada 8 September 2024.
Surat Keputusan ini menyebutkan, Marcelinus sebagai pengganti jabatan Andono.
Dalam keterangan yang diterima media ini pada Kamis, 12 September 2024 malam, Andono mengaku belum menerima SK tersebut secara resmi.
Ia menyampaikan bahwa saat ini dirinya berada di Yogyakarta untuk urusan keluarga ketika dihubungi oleh seseorang bernama Kris Djajusman, yang mengaku berasal dari DPP Perindo.
“Pak Kris mengaku dalam WA sebagai DPP. Tapi saat ngobrol di telepon mengakui belum mendapat SK DPP. Sebenarnya tidak etis saja seseorang bukan pengurus DPP kok minta klarifikasi soal sikap politik partai. Tapi karena saya berprasangka baiknya ya saya layani saja ngobrol di telepon,” ujar Andono.
Andono, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Bidang Komunikasi Gubernur Sulawesi Tengah, menjelaskan bahwa dirinya sudah lama terlibat secara profesional sebagai tenaga ahli sebelum didaulat menjadi pelaksana tugas Ketua Perindo Palu. Ia pun mengaku telah mendapatkan dukungan dari Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, yang akrab disapa Kak Cudy.
“Saya izin Kak Cudy, dan beliau sangat mendukung. Karena Kak Cudy secara politis banyak memberi dukungan politik ke Perindo. Panggung belakang Perindo ada sosok Cudy. Jangan dilupakan sehingga meraup banyak kursi di Pasigala,” jelas Andono.
Lebih lanjut, Andono menyadari bahwa pencopotan dirinya disebabkan oleh kedekatannya dengan petahana dalam aktivitas politik merupakan konsekuensi politik.
“Di partai politik, konsekuensi dari sebuah pilihan adalah keniscayaan. Ada risikonya. Saya tidak pernah menyesali. Yang saya senyumi hanya model komunikasi internal partai. Di tandatangan 8 September kok 12 September ada yang mengaku DPP diperintah Mbak Ketum klarifikasi ke saya. Ajaib toh,” ungkapnya sambil tertawa.
Meski demikian, Andono mengaku bangga telah berhasil meningkatkan perolehan suara sah Perindo Palu dari sekitar 3.000 suara di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 menjadi 11.000 suara di Pileg 2024. Ia mengapresiasi kerja keras dan solidaritas pengurus DPRt, DPC, serta DPD Perindo di Kota Palu.
“Saya terima kasih bukan ke DPP tapi ke DPRt, DPC, serta pengurus DPD. Andai benar SK pergantian itu benar. Utamanya Ibu Ivon sebagai sekretaris dan pengurus lainnya,” kata Andono.
Ia juga meyakini bahwa banyak kader dan simpatisan Perindo di daerah akan diganti karena dukungan mereka terhadap Rusdy Mastura sebagai petahana.
“Ini arus balik politik di lapangan. DPP mana tahu situasi politik lokal. Kita nantikan saja,” tutup Andono. **