PALU, CS – Polemik terkait kelanjutan pembangunan Mall Tatura Palu kembali menjadi perbincangan hangat dalam debat pertama Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu tahun 2024.
Debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Palu, di salah satu hotel di Kota Palu, Senin 21 Oktober 2024 malam, memunculkan pertanyaan mengenai penggunaan dana klaim asuransi sebesar Rp87 Miliar yang seharusnya digunakan untuk pembangunan kembali Mall Tatura.
Calon Walikota Palu nomor urut 3, J Wartabone, memunculkan topik ini ketika bertanya kepada pasangan nomor urut 2, Hadianto Rasyid dan Imelda Liliana Muhidin Said, mengenai keputusan Pemerintah Kota Palu yang tidak lagi meneruskan pembangunan Mall Tatura pasca bencana 2018 lalu.
Hadianto, yang juga merupakan petahana, menjawab dengan menyatakan bahwa dana asuransi sebesar Rp87 miliar tidak elok jika ditanyakan kepadanya. Karena sebelum ia menjabat sebagai wali kota pada 2021 lalu, dananya tidak ada lagi.
“Uang Rp87 miliar itu sebaiknya ditanyakan pada pejabat yang sebelum saya,” ujar Hadianto.
Hadianto menjelaskan bahwa untuk membangun kembali Mall Tatura, dibutuhkan dana sekitar Rp500 miliar. Namun, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palu yang hanya sekitar Rp1,2 triliun per tahun, pembangunan mall tersebut bukan prioritas pemerintah Kota Palu.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah kota tidak ingin meninggalkan utang kepada pemimpin berikutnya, sehingga rencana pinjaman untuk pembangunan mall dibatalkan.
Menanggapi hal itu, J Wartabone menekankan bahwa seorang pemimpin harus berani mencari solusi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kalau sudah jadi pemimpin, maka harus berani mencari solusi,” tegasnya.
Sementara itu, mantan Wali Kota Palu, Hidayat, yang menjabat sebelum Hadianto, angkat bicara.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab terkait dana asuransi dan pembangunan Mall Tatura bukan di tangan pemerintah, melainkan di bawah pengelolaan PT Citra Nuansa Elok (CNE), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola mall tersebut.
Hidayat mengungkapkan bahwa pembangunan Mall Tatura pada awalnya direncanakan memiliki tujuh lantai, dengan sumber dana berasal dari klaim asuransi dan investasi swasta. Namun, setelah ia tidak lagi menjabat, rencana investasi dari pihak swasta terhenti karena kurangnya komunikasi antara investor dan pemerintah kota yang baru.
“Saya dengar pihak investor yang telah sepakat berinvestasi tidak mendapat tanggapan dari pemkot, sehingga mereka kembali ke Jakarta,” ujar Hidayat. **