TOUNA, CS – Sejumlah masyarakat Tojo Barat, yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Rakyat, menggelar aksi di depan Kantor Camat Tojo Barat, Desa Tombiano, sebagai bentuk penolakan keras terhadap rencana masuknya perusahaan perkebunan kelapa sawit ke wilayah Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Tojo Unauna (Touna).

Aksi ini berlangsung, Rabu (22/01/2025), dengan melibatkan warga yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian komoditas unggulan daerah tersebut.

Para petani menilai bahwa rencana pembukaan perkebunan kelapa sawit di Tojo Barat akan berdampak buruk bagi lingkungan dan keberlanjutan pertanian mereka.

Wilayah ini dikenal dengan keberagaman komoditas pertanian seperti kelapa, cengkeh, nilam, durian, dan alpukat, yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat setempat.

Warga khawatir bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit akan merusak kawasan hutan yang menjadi penyangga ketersediaan air dan mendukung pertanian mereka.

Koordinator lapangan, Irwan Sage, yang juga seorang petani durian di Desa Toliba, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perkebunan kelapa sawit.

Menurutnya, perkebunan sawit membutuhkan banyak air dan dapat mengeringkan sumber-sumber air bersih, khususnya selama musim kemarau. Selain itu, pembukaan lahan sawit yang melibatkan penebangan hutan juga dapat meningkatkan risiko banjir saat musim hujan.

“Kita sudah cukup belajar dari daerah lain yang terdampak, seperti di Morowali misalnya,” tegas Irwan.

Dalam aksi tersebut, masyarakat mengajukan empat tuntutan kepada pemerintah, di antaranya:

  1. Bupati harus membatalkan rencana pembangunan perkebunan sawit di Tojo Barat yang saat ini sudah selesai disurvei.
  2. Bupati terpilih diminta untuk tidak menjalankan program yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
  3. Pemerintah kecamatan dan desa harus mendukung masyarakat dengan menolak perkebunan sawit di wilayah mereka.
  4. Anggota DPR dapil III diminta untuk lebih aktif dalam mengevaluasi dan menghalau kebijakan yang merugikan masyarakat Tojo Barat.

Aksi berakhir dengan penandatanganan surat pernyataan yang berisi tiga poin tuntutan oleh Kepala Camat Tojo Barat, Muhammad Ruslan Siparante, S.Pd., di hadapan massa aksi.

Surat pernyataan tersebut menjadi tanda dukungan pemerintah setempat terhadap penolakan masyarakat atas rencana pembukaan perkebunan sawit di wilayah Tojo Barat.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah kecamatan, masyarakat berharap agar rencana tersebut dapat dibatalkan demi menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan komoditas pertanian mereka. **