PALU,CS Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palu resmi menetapkan Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu nomor urut 2, Hadianto Rasyid-Reny A Lamadjido sebagai pemenang dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu Palu tahun 2020.
Hasil rekapitulasi ini ditetapkan dalam keputusan KPU Palu nomor 402/PL.02.6-KPP/7272/KPU-kot/XII/2020 tentang penetapan rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilwakot Palu.
Dalam keputusan ini,Paslon yang diusung PKB dan Hanura ini berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan suara yang digelar KPU Palu, Kamis 17 Desember 2020 berhasi meraup suara sebesar 64.249 suara.
Lalu disusul Paslon nomor urut 4, Imelda Liliana Muhidin-Arena J Parampasi sebesar 37.260 suara. Kemudian Paslon nomor urut 3 Hidayat-Habsa Yanti Ponulele dengan jumlah suara sebanyak 30.372suara dan Paslon nomor urut 4 Aristan-Wahyudin sebesar 28.390 suara.
Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu tahun 2020 turun dibandingkan pada Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden sebelumnya tahun 2019.
Pemilu Pilkada tahun ini partisipasi pemilih hanya menyentuh angka 65,5persen. Sebelumnya pada Pilpres dan Pileg, partisipasi menembus 86persen.
Namun menurut Ketua KPU Palu, Agussalim Wahid, hal itu lantaran jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Palu tahun 2020 mengalami penambahan.
Jumlah pemilih dalam DPT tahun ini jelasnya meningkat drastis dari DPT tahun 2019. Yaitu dari 213ribu lebih menjadi 250.635. Dengan begitu angka total pembaginya juga menjadi besar.
“Ditambah dengan Daftar Pemilih Tambahan (DPPh) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yaitu pemilih yang datang pada hari H yang menggunakan KTP elektronik,”kata Agussalim, Rabu 16 Desember 2020.
Partisipasi pemilih tahun ini sebut Agus tidak mencapai target secara nasional yaitu 77,5persen.
“Jauh dari ekspektasi, karena kami mengupayakan kemarin itu ya minimal sama dengan partisipasi Pilpres dan Pileg,”ucapnya.
Dia menambahkan, pada prinsipnya, KPU Palu sudah cukup maksimal dalam menyosalisasikan tahapan Pilkada secara massif. Tujuannya memang untuk mendongkrak partisipasi pemilih ini.
Demikian juga pelayanan pada saat hari H. Pemilih dengan status medis karantina karena Covid-19 bahkan mendapat perlakuan khusus agar mereka tetap berpartisipasi.
Terkait adanya keluhan pemilih karena jarak TPS yang jauh, hal ini menurutnya sebagian sudah diantisipasi dengan mendekatkan TPS ke pemukiman. Contohnya pemilih yang berada di Hunian Tetap (Huntap) Kelurahan Tondo yang mayoritas masih menggunakan KTP dari alamat asalnya.
“Kita adakan 1 TPS di sana,”ujarnya.
Kemungkinan lain turunnya partisipasi pemilih hemat Agus adalah pengaruh pandemi Covid-19. Karena faktanya, ada sebagian masyarakat yang masih ragu datang ke TPS.
“Tapi jika bicara sosialisasi, kita aktifkan relawan pemilu, sosialiasi mobil pintar, pengumuman di masjid, termasuk media. Semua sudah kita gunakan,”pungkasnya (TIM)