Politik di Indonesia Masih Mahal. Dr Salim: Harus Selalu Optimistis

PALU,CS – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr Salim Aljufri hadir langsung dalam Muktamar Besar Alkhairaat ke-XI di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Di sela mukhtamar, Salim Aljufri menyempatkan diri makan malam bersama sejumlah tokoh di sebuah rumah makan di Kota Palu.

Dr Salim mengundang beberapa Ketua dan pengurus Ormas, organisasi kepemudaan, pengusaha dan akademisi.

Dia di dampingi Ketua DPW PKS Sulteng, Muhammad Wahyuddin, Ketua MPW, Mahmud Yunus, Ketua DSW, Nurdin Hanafi dan Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng, Hj Wiwik Jumatul Rofi’ah, S.Ag, MH.

Membuka pertemuan dengan para tokoh tersebut, Dr Salim, mengatakan bahwa butuh kebersamaan dalam membangun bangsa. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak akan maju, kalau di antara sesama anak bangsa, masih saling curiga dan menyalahkan.

“Saya atas nama Ketua Majelis Syuro PKS, bangga dan terimakasih terlaksananya dialog kebangsaan bersama tokoh masyarakat kali ini. Kita butuh kontribusi dan pemikiran yang sama di antara semua tokoh agama tokoh ummat. Kita tidak akan maju kalau kita masih saling curiga,”katanya.

Baca Juga :  Survei SRC Tebaru: Anwar Hafid - Reny Lamadjido Pertahankan Keunggulan dengan Elektabilitas 53,2%

Selain itu, dalam prolognya, Ustadz Salim, sapaannya mengatakan bahwa kondisi saat ini di Indonesia, politik masih mahal, karena masyarakat masih banyak yang pragmatis. Pilihan politik, masih didasarkan pada transaksional.

“Tapi kita harus selalu memiliki rasa optimistis. PKS ingin memberikan edukasi dengan memberikan pendidikan politik. Kami tidak meminta Bapak-bapak dan saudara untuk memilih PKS, tetapi kami ingin mengajak Bapak-bapak dan saudara, ayo kita memberikan edukasi yang baik tentang politik kepada keluarga dan orang-orang di sekitar kita,”katanya.

Dalam pertemuan bertajuk silaturrahim kebangsaan tersebut, Dr Salim mengatakan bahwa bagi PKS, Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa serta Undang-undang Dasar sudah final. Sekarang saatnya kata Dr Salim, Indonesia Go Internasional.

Baca Juga :  Reses di Kelurahan Kawatuna, Warga Minta Mulyadi Kawal Tiga Aspirasi ini

“Mari kita stop untuk saling menyalahkan. Mari kita fokuskan energy menuju Indonesia yang adil dan makmur. Walaupun kami mengakui, masih ada yang mengatakan bahwa PKS itu tidak nasionalis dan tidak bhineka tunggal Ika,”urainya lagi.

Namun kata Dr Salim lagi, bahwa tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa PKS, partai agamis nasionalis. Paling peduli, karena kalau bencana lebih dulu turun ke lokasi bencana, serta partai yang rahmatan lil aalamin.

Dr Salim, mengaku dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah, selalu berusaha untuk melakukan dialog kebangsaan. Diharapkan, melalui dialog tersebut, akan menjadi salah satu sarana untuk melakukan perubahan. Apalagi saat ini PKS katanya, intens melakukan komunikasi dan kolaborasi, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta program menyiapkan pemimpin yang dapat merangkul dan mempunyai jiwa seperti seorang ayah.

Baca Juga :  Bawaslu Sulteng Cek Langsung Pencetakan Surat Suara DPD

Dalam sesi dialog usai santap malam, tokoh yang diundang, ada yang meminta penjelasan terkiat dinamika terkini kondisi politik nasional. Termasuk informasi yang terjadi dalam koalisi perubahan. Masalah Rembang dan Pohuwato, juga tidak ketinggalan. Tokoh yang hadir, juga mempertanyakan peran dan PKS saat ini tidak kelihatan.

“Masalah koalisi, saya kira sudah cukup jelas, karena PKS sudah menentukan sikap. Sedangkan masalah Rembang, silakan buka jejak digital, siapa politisi yang lebih dulu bicara lantang melakukan pembelaan masyarakat di Rempang,”tegas Dr Salim.

Tokoh yang hadir, tidak lupa menyampaikan respect dan apresiasinya, dengan sikap PKS yang konsisten dalam beberapa masalah, di antaranya dengan tegas untuk bersikap oposisi, agar atmosfer demokrasi di Indonesia jadi lebih sehat. Yang paling nyata di antara sikap PKS, adalah satu-satunya partai yang melakukan pembelaan kepada ulama dan setia bersama masyarakat.(**)

Pos terkait