Stafsus Presiden Ayu Kartika Dewi Ajak Masyarakat Poso dan Palu Dorong Perdamaian

SKP Ayu Kartika Dewi disambut hangat masyarakat Poso saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Poso, Sulteng (Foto: Istimewa).

SULTENG,CS – Staf Khusus Presiden (SKP) Ayu Kartika Dewi melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Poso dan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu 26 hingga Jumat 28 Oktober 2022. Kunker itu sejalan dengan agenda Tahun Toleransi 2022.

Tujuannya untuk berdialog dan audiensi dengan para mitra strategis baik pemerintah daerah, pemuda, komunitas, hingga masyarakat lokal, terkait inisiatif toleransi dan perdamaian.

Sejumlah agenda Kunker di Kabupaten Poso adalah penandatanganan piagam keberagaman di Desa Pinedapa Poso bersama para perwakilan tokoh desa dan masyarakat sebagai upaya merajut perdamaian di Poso.

Lalu dilanjutkan dengan audiensi dengan jajaran Pemerintah Provinsi Sulteng serta menghadiri peringatan Hari Sumpah Pemuda sekaligus penyerahan apresiasi Tahun Toleransi 2022.

Di Poso, Ayu,sapaan akrab Ayu Kartika Dewi juga menemui perwakilan berbagai komunitas pemuda Poso sebagai langkah untuk menguatkan jejaring mereka selaku pegiat perdamaian serta mendengarkan paparan keresahan, gagasan, dan ide inovatif pemuda Poso dalam membangun praktik baik toleransi dan perdamaian.

Ayu berharap sesi kali ini tidak hanya mampu melahirkan gagasan semata, namun juga dapat membuka kesempatan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengimplementasi dan mewujudkan ide tersebut menjadi program nyata dan berdampak.

Menurutnya satu kata tentang toleransi di Poso adalah harapan.

“Kita tidak bisa pungkiri bahwa saat konflik pernah terjadi, masyarakat banyak merasa kehilangan. Dan saat ini saya lihat progress-nya luar biasa, khususnya dengan berbagai pihak yang berusaha untuk bersama-sama merekatkan simpul-simpul perdamaian,”katanya.

Ayu berterima kasih kepada seluruh agen perdamaian di Sulteng mulai dari pemerintah lokal, baik provinsi maupun kabupaten, komunitas lokal, beserta seluruh lapisan masyarakat yang sudah berusaha mewujudkan nilai toleransi dan bersama-sama menjadi katalisator perdamaian untuk Sulteng.

Ayu juga mengunjungi Desa Pinedapa di Kabupaten Poso, sebuah desa dengan tingkat keberagaman yang lebih tinggi dibandingkan desa-desa lainnya, dengan 2 agama, Islam dan Kristen serta 24 suku yang hidup saling berdampingan.

Baca Juga :  DPRD Sulteng akan Telaah Laporan BPK untuk Bahan Masukan kepada Gubernur

Desa Pinedapa merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah pada masa kerusuhan hingga mengharuskan penduduk desa pindah ke lokasi pengungsian.

Terlepas dari banyaknya keragaman, faktanya masyarakat Desa Pinedapa saling bahu membahu membantu satu sama lain, hingga mampu lebih cepat meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke desa.

Dalam pertemuan dengan Ayu, Kepala Desa, Mardianus Ndele, dan Ketua Adat, Mujito Ndudu, membagikan cerita pengalaman masyarakat Desa Pinedapa dalam membangun kembali kehidupan pasca konflik.

Dalam pertemuan ini, hadir pula berbagai perwakilan tokoh, yakni tokoh agama Islam, Kristen, serta perwakilan tokoh perempuan.

Sebagai bentuk apresiasi atas upaya penduduk desa dalam menciptakan perdamaian di Desa Pinedapa, Ayu melakukan penandatangan piagam keberagaman bersama dengan perwakilan pemuda, pemerintah desa, serta elemen masyarakat sipil sebagai wujud komitmen untuk menjahit tenun kebangsaan dari berbagai pihak.

Selain itu, bertepatan dengan perayaan Hari Sumpah Pemuda, Ayu menemui dan mengapresiasi secara langsung para pemenang kompetisi Tahun Toleransi 2022 di Kota Palu, baik untuk kompetisi esai bertema “Keragaman” untuk tingkat SMP dan SMA, maupun kelompok terbaik pemenang Public Policy Hackathon bertema “Kebijakan Publik untuk Indonesia Damai”.

Adapun, ide dan gagasan dari para pemenang kemudian diajukan dan dipresentasikan secara langsung di depan jajaran Pemerintah Provinsi Sulteng.

Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, H Rusdy Mastura mengaku bangga dengan banyak pemuda dan aktivitas pejuang toleransi di Sulteng.

Hal ini dikemukakan Gubernur Sulteng di hadapan Ayu yang mengunjunginya, Jumat 28 Oktober 2022 di Kantor Gubernur Sulteng.

Menurut Gubernur, pemuda sebagai tiang penyokong pembangunan bangsa ke depan, harus cerdas dan bersatu untuk membangun bangsa.

Baca Juga :  Majelis Adat dan Kades se Kecamatan Kasimbar Nyatakan Dukung Tambang Emas PT. Trio Kencana

“Semoga kami dapat mendukung implementasi gagasan yang sudah disampaikan para ASN pemenang Public Policy Hackathon demi menciptakan Sulteng yang lebih damai,”kata Gubernur.

Di akhir rangkaian kunjungan kerja, Ayu bersama Duta Damai Dunia Maya yang merupakan mitra dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membagikan inspirasinya terkait peran pemuda dalam menjaga keberagaman dan melawan radikalisme di Indonesia, di mana Ayu senantiasa mengajak para pemuda untuk merawat toleransi dan berkarya melawan intoleransi.

Tentang Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi

Ayu Kartika Dewi merupakan salah satu staf khusus milenial bidang sosial dengan fokus pada isu toleransi dan perdamaian yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo. SKP Ayu Kartika Dewi secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah nasional dan lokal, komunitas, anak muda, pihak swasta, dan publik dalam mendorong terwujudnya berbagai inisiatif untuk mendukung upaya merajut perdamaian dan toleransi di Indonesia.

Selain itu, Ayu juga merupakan Managing Director di Indika Foundation, sebuah organisasi yang mendorong perdamaian melalui pemberian hibah dan pelatihan pendidikan. Ayu juga merupakan pendiri berbagai organisasi dan gerakan seperti SabangMerauke, Toleransi.id, Merancang Indonesia, #AjakGerak, Milenial Islami dan Perempuan Gagal.

Inisiatif dan upaya merajut perdamaian dan toleransi SKP Ayu Kartika Dewi pun diapresiasi oleh berbagai lembaga nasional dan internasional. Salah satunya, baru-baru ini Ayu terpilih dalam Obama Foundation Leaders Asia-Pacific 2022 mewakili Indonesia. SKP Ayu Kartika Dewi merupakan penerima Keller Scholarship dan Fulbright Scholarship, dan ia telah mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Universitas Duke, Amerika Serikat.

TENTANG TAHUN TOLERANSI 2022

Tahun Toleransi 2022 adalah kegiatan yang dibuat oleh Merancang Indonesia, sebuah inisiatif yang dibuat oleh Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi untuk mengajak anak muda memikirkan Indonesia di masa mendatang akan menjadi negara seperti apa.

Baca Juga :  Ketua DPRD Sulteng Pimpin Konsultasi ke Ditjen Bangda

Bagi Ayu, banyak sekali tantangan yang dihadapi Indonesia, yang ia definisikan sebagai republik yang masih sangat muda. Muda dari aspek kesehatan, ekonomi, antikorupsi, penegakan HAM, penegakan hukum, ilmu teknologi, dan masih banyak lagi. Jika melihat sejarah Indonesia, anak muda sudah berkontribusi menjawab berbagai tantangan-tantangan tersebut. Contohnya, anak muda jadi pemikir dan penggerak perubahan besar mulai dari Kebangkitan Nasional (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi Kemerdekaan (1945), sampai Reformasi (1998).

Sejarah membuktikan kalau keterlibatan anak muda dalam menentukan masa depan suatu negara itu super penting. Hebatnya lagi, anak-anak muda bisa memikirkan ide yang akan bisa diterapkan oleh sebuah negara berpuluh-puluh tahun di masa depan, melampaui usia kita sendiri.

Merancang Indonesia adalah platform interaktif buat menyampaikan segala ide anak-anak muda dalam bentuk tulisan, foto atau video. Harapannya, ide-ide yang masuk bisa jadi masukan bagi para pembuat kebijakan agar Indonesia semakin keren.

Selain bisa menambah referensi dari berbagai ide-ide yang di posting, anak-anak muda juga bisa daftar jadi relawan dan bisa bekerja bersama Merancang Indonesia untuk memastikan platform ini memiliki dampak yang nyata dan juga bergabung di banyak acara anak-anak muda yang seru.

Tahun Toleransi 2022 memiliki tiga kegiatan utama: Pertama, menonton film Cek Toko Sebelah karya Ernest Prakasa dan juga Video Kok Bisa X Toleransi.id Seri Keberagaman yang dilanjutkan dengan kompetisi menulis esai. Kedua, webinar/kelas online bertema “Merawat Toleransi”.

Ketiga, kompetisi menyusun rekomendasi kebijakan publik bertajuk “Public Policy Hackathon: Kebijakan Publik untuk Indonesia Damai”.

Kegiatan pertama dan kedua diperuntukkan bagi pelajar SMP dan SMA. Sementara untuk kegiatan ketiga diperuntukkan bagi ASN dan profesional muda. Informasi lebih lanjut, kunjungi (***).

Pos terkait