Fakta Yang Terungkap dibalik Kematian Bocah 8 Tahun di Palu

PALU,CS – Kabar kematian Rahim, bocah 8 tahun yang jenazahnya ditemukan Selasa malam 31 Oktober 2023 menggemparkan warga Kota Palu.

Pasalnya, sebelum ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, Ibu Rahim, dengan nama akun FB, Selvia Via, mengunggah foto anaknya itu untuk bertanya keberadaannya. Ia menuliskan,

“assalamualaikum tabe siapa tau ada yang liat anakku kasian tolong kasi tau. Katanya ada tetangga liat ada orang yang naik sepeda yang bawa tidak dikenal”.

Tak berselang lama kemudian, akun FB bernama Ulfiah Larubasa mengumumkan jika anak itu telah ditemukan meninggal dunia.

Banyak spekulasi muncul menyusul kematian bocah yang menjadi siswa SDN Inpres 2 Kelurahan Lere tersebut. Spekulasi paling kuat, Rahim menjadi korban pembunuhan. Motifnya kejahatan seksual oleh seorang pengidap pedofilia.

Rabu siang 1 November 2023, ratusan pelayat datang ke rumah duka di Jalan Kedondong Lorong Pekuburan Kelurahan Donggala Kodi. Jenazah korban dimakamkan usai salat dhuhur.

Dari rumah duka, diperoleh sejumlah informasi bahwa korban ditemukan tewas di sebuah tempat yang sepi di sekitaran Jalan Asam. Gigi depan bagian atas copot. Pada area bagian perut memar dengan kondisi lutut tertekuk, tak bisa diluruskan. Ditemukan pula memar pada area bokong korban.

Juga didapat informasi bahwa terduga pelaku pembunuhan masih dalam rentang usia anak. 16 tahun. Anak seorang pensiunan polisi. Serta kabar yang menyebut jika terduga dikeluarkan dari salah satu pesantren di Pulau Jawa karena mengidap kelainan jiwa.

Tapi dari seorang pria paruh baya yang ditemui di rumah duka, memberi informasi mengenai kronologis peristiwa memilukan ini.

Baca Juga :  Tegas, Rektor Akan Pecat Mahasiswa Peretas Website Untad

Ia mengaku melihat langsung korban terakhir kali bersama pelaku, lepas magrib, Rabu malam 31 Oktober 2023. Karena rumah pria paruh baya ini bersebelahan dengan rumah orang tua korban.

Dia menyebut terduga datang dengan sepeda lipatnya ke Jalan Pekuburan, tak jauh dari rumah mereka. Awal-awal, cucu sumber ini juga bersama korban saat pelaku datang ke jalan itu. Bahkan sebelum korban datang, cucunya sempat terlihat bersama terduga sedang bercakap-cakap.

Tetapi kemudian, cucunya segera pulang ke rumah. Tinggallah korban dengan terduga di simpang tiga dekat pekuburan. Percakapan itu kemudian di duga kuat pelaku sedang mengajak korban.

“Saya memang agak heran. Karena anak ini, badannya lebih besar tapi kenapa bermain dengan anak kecil,”ungkap sumber ini.

Terakhir sumber melihat terduga pelaku jalan beriringan bersama korban menuju Utara, ke arah Jalan Asam. Dengan posisi korban berjalan kaki dan terduga pelaku tetap mengayuh sepedanya di belakang korban.

Ungkap sumber, ia bahkan berpapasan lagi dengan terduga pelaku sekitar dua jam kemudian. Penasaran, sumber pun sempat bertanya kepada terduga pelaku tentang keberadaan korban.

“Saya sempat tanya pak. Eh, mana itu anak yang sama-sama kau tadi. Tapi dijawab katanya sudah ada yang jemput,”beber sumber ini.

Mendengar jawaban demikian, sumber kembali menanyai rumah pelaku dengan maksud jaga-jaga jika terjadi sesuatu. Dari pelaku sumber mendapat jawaban bahwa ia mengaku tinggal di jalan Tamako.

Baca Juga :  Tim Kejari Tolitoli Tangkap Tersangak DPO Dari Kabupaten Sumbawa

“Saya tanya rumahnya di mana. Dia cuma bilang di jalan sana di jalan Tamako,”kata sumber meniru ucapan terduga.

Benar saja, tak lama setelah sumber berpisah dengan terduga, ia mendapati orang tua korban sedang mencari keberadaan anaknya. Iapun langsung mengajak orang tua korban untuk mencari ke arah Barat ke Jalan Tamako itu. Tempat terduga pelaku menunjuk arah rumahnya. Tapi setibanya di sana, mereka tidak mendapati keberadaan terduga pada tempat dimaksud.

Untung saja kata sumber ada anak lain yang mengetahui rumah terduga ini. Anak itu menurut sumber pernah diajak ke rumah pelaku untuk bermain.

Dari situ sumber dan ibu korban, beserta seorang anak itu akhirnya mendatangi rumah terduga yang berada di seputaran jalan Cemara kompleks RS Anutapura Palu. Setibanya di sana, terduga sudah terlihat bersama orang tuanya (ayah).

Kata sumber ini, terduga pelaku dan ayahnya sendiri yang mengajak ibu korban menuju sebuah tempat di mana lokasi korban ditemukan tidak bernyawa lagi.

“Naik mobil pak. Itu anak (pelaku) yang kasih tunjuk tempatnya. Tapi itu sudah sama-sama dengan polisi ke sana (tempat kejadian perkara),”ujar sumber itu.

Sumber mengaku memang tidak pernah melihat jika terduga kerap main bersama anak-anak di kompleks-nya. Tapi menurut cucunya, terduga sudah seringkali datang untuk bermain di komplek mereka.

“Sudah lama ini pak itu anak(pelaku) sering main dengan anak-anak sini,”ujarnya.

Baca Juga :  Ahmad Panjang Tertembak, Kapolda Sulteng Kembali Imbau Sisa DPO Menyerahkan Diri

Keterangan sumber beririsan dengan pengakuan paman korban, Ahmad Rifai. Kepada wartawan, Ahmad Rifai mengaku ponakannya itu hanya pamit pergi ke masjid untuk salat magrib.

Ahmad menyebut ia dan ayah korban bersaudara, sepupu sekali. Menurutnya, pihak keluarga sama sekali tidak mengenal apalagi pernah melihat terduga pelaku ini. Hanya saja, pengakuan dari beberapa anak, pelaku sudah sering datang ke tempat mereka.

“Jadi ponakan saya ini katanya diajak. Diimingi mau dikasih mainan stik es krim,”ungkap Ahmad.

Ahmad mengaku ikut membawa jenazah ponakannya ke rumah sakit. Menurutnya, kuat dugaan ponakannya tewas setelah sebelumnya dianiaya. Karena di sekujur tubuh penuh luka memar dan gigi bagian atas terlepas.

“Kakinya itu bengkok, tidak bisa di luruskan,”ungkapnya.

Ahmad mengaku, pihak keluarga berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Meski kata dia, pelaku masih di bawah umur. Ia membantah jika pelaku dikabarkan mengalami gangguan jiwa.

“Kalau gangguan jiwa pak, kenapa bisa jalan ke sana ke mari,”sebutnya.

Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang yang datang ke rumah duka, menyebut kasus ini, masih dalam proses penyelidikan Satreskrim Polresta Palu.

Menurutnya polisi telah mengamankan terduga di Polresta Palu. Ia tidak ingin memberi jawaban spekulasi terkait motif dalam perkara ini.

“Motif pembunuhannya masih sementara didalami pihak PPK Polresta Palu,” jelas Kapolsek kepada wartawan.

Rustang menjelaskan, sejauh ini belum ada konfirmasi tentang adanya informasi jika pelaku mengalami gangguan jiwa. (TIM).

Pos terkait