PALU,CS – Yayasan Islamic Relief berencana melaksanakan program bantuan pengembangan ekonomi bagi penyintas bencana alam di Kota Palu.
Koordinator Yayasan Islamic Relief Sulteng, Fachmi Rahmana pihaknya akan melaksanakan dua progam sekaligus yang akan digulirkan selama dua tahun.
Pertama program pengembangan ekonomi masyarakat terdampak bencana alam September 2018 silam yang saat ini bermukim di Hunian Tetap (Huntap) Kelurahan Balaroa, Duyu dan Huntap Tondo 1.
Dalam program ini penyintas nantinya akan diberikan pendampingan untuk penguatan kapasitas dalam menjalankan usaha dan pendampingan pengelolaan organisasi.
“Setelah siap, mereka nantinya menyusun rencana usaha lalu bisa mengakses bantuan modal usaha sebesar Rp4 juta per kepala keluarga,”jelas Fachmi.
Program kedua adalah pemberian bantuan modal usaha bagi masyarakat tidak mampu berbasis kelurahan di Kota Palu.
Dalam program kedua ini nantinya Yayasan Islamic Relief akan berkolaborasi dengan Baznas untuk melakukan pendataan dan asesmen terhadap calon penerima.
Pola pendampingan yang akan dilakukan sama seperti pola penguatan kapasitas terhadap warga terdampak bencana. Setelah melalui fasilitasi penguatan kapasitas dan pengelolaan organisasi, warga calon penerima nantinya juga bisa mengakses bantuan modal usaha sebesar Rp4 juta per KK.
“Kami bersama akan meninjau kelayakan penerima bantuan itu,”paparnya.
Ia menambahkan, untuk Kota Palu sendiri progam tersebut akan menyasar sebanyak 750 KK di Kota Palu.
“Sebenarnya program ini untuk Kita Palu dan Kabupaten Sigi. Masing-masing sasaran penerima sebanyak 750 KK setiap kabupaten dan kota,”tandasnya.
Rencana tersebut telah diutarakan Fachmi langsung kepada Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, Senin 27 Februari 2023 di ruang kerja wali kota.
Hadianto Rasyid menyambut baik dan siap mendukung program tersebut. Namun ia memberikan sedikit catatan bahwa saat program itu bergulir, yayasan harus betul-betul memastikan bantuan itu tepat sasaran baik penerimanya maupun dari sisi pemanfaatannya. Agar nantinya bantuan itu bisa tersalur dengan baik.
Wali kota menjelaskan bahwa Pemkot Palu saat ini telah membuat program inkubator bisnis berbasis digital yang terkoneksi dengan market place.
Ia berharap program yang akan dilaksanakan Yayasan Islamic Relief nantinya bisa diintegrasikan dengan program tersebut.
Karena menurutnya inkubator bisnis berbasis digital yang dilakukan Pemkot Palu sesungguhnya untuk mengontrol dan mengawasi masyarakat yang telah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Hal itu untuk mengantisipasi jangan sampai bantuan itu menguap begitu saja dan tidak ada manfaat yang didapatkan masyarakat.
Bersyukur bisa bekerja sama agar bantuan bisa tersalur dengan baik.
“Saya prinsipnya tidak masalah asal bantuan itu tepat sasar dan tepat guna Silahkan,”demikian wali kota (TIM).