Ratusan Warga Hadiri Reses Zet Pakan di Lasoani. Ini Aspirasi Yang Mengemuka

PALU,CS – Anggota DPRD Palu Zet Pakan memusatkan penjaringan aspirasi (Reses) titik ke tiga di kediamannya Jalan Maleo Kelurahan Lasoani, Jumat malam 1 November 2024.

Ratusan warga antusias menghadiri Reses tersebut. Zet Pakan dalam kesempatan ini mendapat pendampingan pejabat dari dinas sosial, dinas pekerjaan umum (PU),dinas koperasi,UMKM dan ketenagakerjaan, dinas lingkungan hidup serta Lurah Lasoani, Erwin.

Warga yang hadir tumplek hingga memenuhi halaman rumahnya. Dalam diskusi, tidak semua warga mendapat kesempatan untuk menyampaikan aspirasi secara langsung karena banyaknya warga yang ingin mengutarakan unek-unek mereka. Namun, sebagian lainnya menuliskan aspirasi melalui lembaran aspirasi yang telah disiapkan.

Beberapa aspirasi dan masukan yang sempat merekam antara lain datang dari warga bernama Hermanto. Dia mengusul agar DLH menambah unit armada pengangkut sampah. Pasalnya saat ini kelurahan Lasoani hanya memiliki dua unit.

“Supaya cepat itu sampah terangkut dan tidak berhamburan,”katanya.

Hermanto kemudian meminta agar dinas sosial melakukan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) minimal setahun sekali. Ini bertujuan agar mereka yang telah meningkat taraf hidup bisa digantikan dengan warga lainnya yang lebih tepat sasaran.

Baca Juga :  Di Tengah Pandemi, MAN 1 Palu Ukir Prestasi Nasional

Lalu permintaan agar Pemkot Palu berkoordinasi balai sungai untuk normalisasi sungai Kawatuna. Hermanto pun mengungkapkan bahwa peningkatan jalan elang lorong 2 yang terputus serta adanya bantuan UMKM yang mubazir karena penerimanya tidak dilatih terlebih dulu.

Selanjutnya warga dari lorong delima yang mengutarakan adanya dua tiang listrik yang lampunya tidak menyala. Ia kawatir jika lorong itu gelap akan menjadi tempat persembunyian begal saat melerikan diri.

Ada pula warga yang mengaku punya sanak saudara yang mengalami disabilitas. Namun 40 tahun tidak pernah tersentuh bantuan dari dinas sosial. Warga ini mengaku justru hanya pernah mendapat bantuan dari dinas UMKM.

Pejabat dari Dinsos langsung menjawab soal DTKS yang menyebut bahwa data tersebut sudah di update setiap tahun.

“Kami sudah berusaha pemutakhiran data kemiskinan. Tapi ini butuh anggaran besar,”ujarnya.

Sedangkan soal difabel itu ada bidangnya sendiri. Bantuan akan disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Namun dinas sosial akan menindaklanjuti adanya laporan warga berkaitan dengan difabel yang belum pernah tersentuh bantuan Dinsos.

Baca Juga :  Sekkot Palu: Pameran Ketahanan Bencana Jadi Sarana Perkuat Kesiapsiagaan

Sementara dari dinas PU menjawab soal adanya pengaspalan jalan yang terputus akan segera dikoordinasikan dengan bidang terkait.

Lurah Lasoani, Erwin menambahkan bahwa pihaknya setiap bulan melakukan musyawarah kelurahan bersama RT, RW dan tokoh masyarakat untuk memverifikasi DTKS. Verifikasi itu bertujuan agar bisa menambah peserta baru yang lebih layak dan mengeluarkan peserta yang taraf hidupnya sudah meningkat.

“Jadi ketua RT dan RW itu usulkan warga yang layak masuk lalu kita turun untuk peninjauan,”jelas Erwin.

Selanjutnya keluhan warga dari sebuah lorong di Lasoani yang tidak pernah karena alasan lorong buntu.

“Itu memang buntu tapi warga di lorong itu semua bayar pajak,”ujar warga ini.

Kemudian usulan agar dinas Koperasi UMKM dalam merealisasikan bantuan harus diverifikasi dulu agar penerimanya benar benar layak karena nanyak yang membutuhkan.

Kemudian usulan normalisasi sungai dan penyelesaian ganti rugi lahan warga yang terdampak perluasan bandara Mutiara Sis Aljufri Palu.

Baca Juga :  Gubernur Sulteng Lantik Ramiyatie Jadi Dirut PT Bank Sulteng

Ada pula keluhan warga dari kompleks perumahan dosen di Kelurahan Tondo yang mengakui sama sekali tidak mengetahui tempat pembayaran retribusi sampah. Kemudian keluhan soal air bersih dalam pengelolaan PDAM. Warga ini mengaku bahwa air yang mereka gunakan berasal dari PDAM Donggala. Harusnya kata dia aset PDAM Donggala itu dialihkan menjadi aset PDAM Donggala.

Terlebih selama ini, air yang mereka gunakan tidak maksimal sementara pembayaran beban sebesar Rp 60 ribu.

“Airnya tidak lancar, jadi kita itu cuma bayar angin bayar 60 ribu perbulan,”ungkap warga inim

Berikutnya keluhan warga dari Jalan dayodara yang tidak bisa menikmati air bersih secara optimal. Ia juga meminta agar dinas sosial dan UMKM memberikan kesempatan bagi warga yang membutuhkan untuk bantuan UMKM.

Lalu aspirasi normalisasi sungai Pondo dari merpati ke jalan M Yamin. Masalah PJU di jalan Merpati ke lorong sintuvu 1 tembus Jalan Sigma.

Terhadap semua aspirasi itu, Zet Pakan berjanji akan meneruskan kepada seluruh OPD terkait untuk segera ditindaklanjuti (TIM).

Pos terkait