JAKARTA,CS – Indonesia memiliki sekitar 300 patahan gempa. Dari angka itu, beberapa diantaranya berada di Jakarta.
“Kita juga punya hampir 300 patahan, bahkan Jakarta tidak lepas dari patahan-patahan yang ada di sekitar kawasan,” ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo membuka diskusi yang disiarkan langsung oleh Youtube BNPB. Rabu 28 Oktober 2020, seperti dilansir CNN Indonesia.
Dini mengungkapkan, Jakarta pernah dilanda gempa besar sebanyak tiga kali dalam periode 500 tahun terakhir, yakni pada 5 Januari 1699. 22 Januari 1780 dan 10 Oktober 1834. Setelah gempa hebat tahun 1834, Jakarta relatif aman dari goncangan gempa. Namun dia mengingatkan masyarakat selalu siap siaga dan meningkatkan literasi tentang kebencanaan.
“Ini merujuk pada penyataan World Bank yang menyatakan Indonesia masuk dalam salah satu dari 35 negara dengan ancaman bahaya bencana alam tertinggi. Pada periode-periode kedepa, kita harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang kebencanaan,” jelasnya.
Ia mengatakan, saat ini BNPB telah membagi beberapa klaster kebencanaan. Pertama, vulkanologi dan bilogi. Dua, klaster yang berhubungan dengan meteorologi. Klaster ini akan mengurusi bencana alam ekstrim yang dapat menimbulkan korban jiwa tidak sedikit. Seperti kebakaran hutan, banjir bandang, tanah longsor dan angin putting beliung.
Tiga, klaster pandemic dan man diseaster. Hal-hal kebencanaan dalam klaster itu termasuk kerusakan yang disebabklan oleh manusia seperti halnya membuang limbah di banyak tempat.
“Saya berharap kehadiran pandemic dapat membantu mengurangi adanya sampah-sampah atau limbah medis yang dari rumah sakit covid dan lainnya,” katanya. (YM)
