SULTENG, CS – Rektor Prof. Mahfudz melepas 1.316 wisudawan baru, lulusan Universitas Tadulako (Untad). Pelepasan melalui prosesi wisuda periode 111 yang terbagi dua sesi pagi dan siang secara offline, di Lapangan upacara Untad, Kamis 17 Maret 2022.
Dalam kesempatan ini, Rektor kembali mengingatkan para wisudawan agar tidak lagi berpikiran menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sebab ingin lolos menjadi PNS diibaratkan sama beratnya dengan mengantre minyak goreng yang langka dalam beberapa pekan terakhir.
“Menjadi CPNS itu sesuatu yang sangat berat. Sama beratnya kita mengantre minyak goreng,” ucap Prof Mahfudz.
Namun demikian, Sulawesi Tengah (Sulteng) khususnya Kabupaten Donggala diyakini tidak terlalu merasakan dampak kelangkaan minyak goreng. Itu karena daerah tersebut memiliki kebun kelapa yang cukup banyak.
“Saya yakin Sulawesi Tengah tidak terlalu terdampak krisis minyak goreng karena di Donggala banyak kelapa. Tentu meskinya kesempatan ini yang dimanfaatkan dengan memproduksi banyak minyak kelapa,” ujar Rektor di hadapan orangtua/pendamping para wisudawan yang juga dihadiri Bupati Donggala Kasman Lassa.
Prof .Mahfudz menjelaskan, wisuda periode 111 hanya berselang kurang lebih dua bulan dari wisuda sebelumnya periode 109 dan 110 pada Januari 2022. Dalam rentang waktu tersebut menghasilkan wisudawan baru sebanyak 1.316 orang.
Tercatat beberapa wisudawan/wisudawati menunjukkan prestasi lulus meraih predikat terbaik diantaranya tingkat universitas diraih Ariny Poespitasari, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, IPK 3,98 dengan predikat pujian.
Jenjang S2/Magister diraih Puput Puspitasari, Pascasarjana Agribisnis, IPK 3,90 dengan predikat pujian. Jenjang S3/Doktoral diraih Sulaeha, Pascasarjana Doktoral Ilmu Sosial, IPK 3,97 dengan predikat pujian.
Rektor mengucapkan terimakasih kepada para orangtua yang telah mempercayakan pendidikan wisudawan kepada Untad. Kepercayaan tersebut telah ditunaikan dengan torehan gelar akademik pendidikan tinggi.
“Cita-cita bapak dan ibu mensarjanakan anak-anaknya sudah terwujud hari ini,” tandas Prof Mahfudz.
Meski dilaksanakan meriah. Dalam prosesi ini, sekitar 40 persen wisudawan dan wisudawati tidak lagi dilengkapi atribut plakat dan kalung wisuda. **