Sembilan Kali Adendum, Proyek Rehab Rekon Sarana Pendidikan Untad Senilai Rp 279 Miliar Diduga Bermasalah

Gedung Rektorat Untad, salah satu objek proyek rehab rekon sarana pendidikan yang didanai melalui program CSRRP WB Loan (Foto : channelsulawesi.id)

PALU, CS – Proyek rehabilitasi dan rekonstruksi (Rehab Rekon) sarana pendidikan di Universitas Tadulako (Untad) yang didanai melalui program CSRRP WB Loan dengan nilai kontrak sebesar Rp. 279.973.200.000,- diduga bermasalah.

Proyek yang bertujuan untuk memulihkan dan memperkuat fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam di Sulawesi Tengah, telah mengalami sembilan kali adendum sejak penandatanganan kontrak pada 11 April 2022 lalu.

Bacaan Lainnya

Proyek ini melibatkan rehabilitasi dan rekonstruksi sebanyak 26 gedung di lingkungan Untad, dengan fokus utama pada Gedung Rektorat. Lokasi ini dijadikan prioritas utama dalam upaya pemulihan fasilitas pendidikan di wilayah tersebut, namun hingga kini progresnya tampak terhenti.

Baca Juga :  Kembali Cetak Prestasi, Murid SMPIT Darul Fikri Makassar Ciptakan Robot Pintar

Seorang mandor proyek yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya terhadap perkembangan proyek ini.

“Dengan durasi pelaksanaan selama 630 hari kalender, proyek ini diharapkan dapat selesai tepat waktu dan memberikan dampak positif bagi ribuan mahasiswa dan staf pengajar di Universitas Tadulako. Namun, hingga kini belum terlihat tanda-tanda proyek ini akan selesai sesuai jadwal,” ujarnya saat ditemui di lingkungan kampus Untad, Kamis 22 Agustus 2024.

Menurutnya, proyek ini dikelola oleh PT. PP URBAN dan PT Murni Konstruksi Indonesia (MKI), KSO, yang dipercaya sebagai kontraktor utama. Namun, hingga saat ini proyek tersebut telah mengalami sembilan kali adendum.

Baca Juga :  Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Alat Laboratorium Fakultas Kedokteran Untad Ditahan

“Salah satu penyebab lambatnya progres proyek  ini adalah proses pencairan dana untuk pekerja yang lambat. Awalnya, dananya setiap dua minggu dibayarkan, itupun selalu molor. Kadang satu bulan, itupun tidak full dari total progres tagihan. Bagaimana dipercepat kalau keuangannya lambat,” keluhnya.

Dia berharap agar proyek ini dapat berjalan dengan baik sehingga fasilitas pendidikan di Untad bisa kembali berfungsi optimal.

“Kami berharap agar proyek ini segera dilanjutkan dan diselesaikan, sehingga bisa mendukung proses pembelajaran yang lebih baik bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Keterlambatan penyelesaian proyek ini dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap kualitas pendidikan di Untad,” tandasnya.

Baca Juga :  Ketua FKUB Sulteng: Kerja Sama dengan Mitra Kunci untuk Meningkatkan Kerukunan

Terkait dengan hal tersebut, General Manager PT MKI, Mike, saat dihubungi via chat whatsApp enggan memberikan komentar.

“Maaf saya sedang di Jakarta pak, Saya sedang di rumah sakit,” jawabnya.

Ia juga menyarankan wartawan agar kontak dilakukan ke kantor proyek untuk klarifikasi lebih lanjut

“Silahkan kontak kantor proyek pak untuk klarifikasi,” tambahnya.

Terpisah, GM PT PP URBAN, Amara Pane,yang juga dihubungi via chat whtasApp di nomor 0812900033XX  belum memberikan jawaban hingga berita ini diterbitkan. **

Pos terkait